PURWOKERTO-Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Banyumas mengundang Forum Rektor dan sejumlah praktisi untuk membnerikan inspirasi guna menguatkan penyusunan rencana kerja tahun 2021.
Tiga rektor, yakni Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto. Mereka dihadirkan sebagai pembicara dalam Focus Group Discussion (FGD) Pra Musrembang untuk tahun 2021, di Hotel dominic Purwokerto, Senin (9/3). Tema FGD, yakni Banyumas Inovasi. Sedangkan Musrembang tingkat kabupaten dijadwalkan 19 Maret mendatang.
Kegiatan yang menghadirkan semua SKPD atau OPD ini, dibagi dua sesi. Sesi pertama oleh forum rektor. Rektor Unsoed diwakilkan Ketua LPPM, Prof Dr Rifda Naufalin, Rektor UMP Dr Anjar Nugroho dan rektor IAIN Dr M Roqib.
Kemudian sesi kedua menghadirkan Ketua MUI Banyumas Dr Khariri Sofa, tokoh sosial budaya Ahmad Tohari, tokoh dunia usaha Ali Basalamah dan tokoh milenial Agus Sujono. Acara dibuka Bupati Achmad Husein, dan sesi kedua dihadiri Ketua DPRD Budhi Setiawan.
Kepala Bappedalitbang Pemkab Banyumas, Purwadi Santoso mengatakan, forum rektor dan tokoh dan praktisi lintas profesi dihadirkan untuk menyampaikan pandangan dan pemikiran guna menguatkan perencanaan pembangunan secara menyeluruh.
Menurutnya, ada delapan isu pembangunan yang membutuhkan masukan dan pengkritisan dari para akademisi dan tokoh lintas profesi. Yakni pertama peningkatan kualitas SDM, seperti masalah stunting, pendidikan inklusi, kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir.
Kedua isu sosial budaya dan pembangunan mental, ketiga peningkatan koneksitas infrastruktur, keempat isu penurunan kemiskinan satu digit, kelima isu peningkatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.Selanjutnya, keenam isu peningkatan kualitas kedaulatan pangan, tujuh isu lingkungan dan delapan isutata kelola pemerintahan, yakni efektivitas pemerintahan dan pelayanan publik berbasis IT.
“Kita sebagai pemerintah butuh diberikan insporasi, karena pemerintah sebagai elemen perubahan jangan berpikir sendiri, tapi berpikir atasnama masyarakat. Masyarakat secara umum sudah kita tanya lewat proses musrembang mulai dari bawah. Tapi masyarakat secara khusus dari para tokoh ini untuk menguatkan,” ujar dia.
Bupati menekankan, perencanaan pembangunan tahun 2021 harus fokus, terukur, terencana secara sistematis sehingga outcame-nya benar-benar efektif dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Jangan sampai perencanaan hanya disusun di atas kertas saja. Tapi ini untuk mewujudkan visi Banyumas yang adil, makmur, mandiri dan sejahtera,” katanya.
Menurut Bupati, yang dibutuhkan masyarakat Banyumas tahun 2021, utamanya masalah kemiskinan yang berkait erat dengan pengangguran. Sehingga semua SKPD dalam menyusun program dalam bentuk apapun, harus bisa mendorong untuk penuntasan kemiskinan.
“Jangan biasa-biasa sja, tapi akselerasinya, ada kecepatan dalam percepatan. Misalnya penurunan angka kemiskinan, kalau hanya turun 0.2 atau 0.,4 persen, ini hal biasa dan kabupaten lain juga segitu. Tapi kita ingin lonjakan besar tapi pondasinya kuat,” pesannya.
Aneka Macam Wisata
Rektor UMP Anjar Nugroho menekankan, potensi ekonomi Banyumas yang besar, terutama sumber daya alam yang mendukung bisa dikembangkan untuk aneka macam pariwisata untuk target tidak hanya kelas nasional, tapi internasional. Kedua bidang pertanian. Haisl -hasil riset di sejumlah fakultas pertanian yang ada di Purwokerto bisa diimplemementasikan di sektor pertanian.
“Selama ini belum berjalan baik, dan petani kita umumnya menanam apa adanya tanpa rekayasa, sehingga hasilnya tidak maksimal,” katanya.
Menyangkut tema Banyumas Inovasi, kata dia, kunci dari kemajuan adalah keberanian untuk melakukan inovasi dalam segala hal, terutama bidang pelayanan masyarakat yanglebih baik, cepat dan berbasis IT. Termasuk dalam bidang petanian harus ada inovasi dalam manajemennya.
Rektor IAIN, Dr M Roqib mengatakan, dalam perencanaan pembangunan harus ada pendekatan integratif, religius dan partisipatif. Ini harus ditekankan dalam penyusunan program ke depan. Integratif, katanya harus melibatkan seluruh komponen dan sisi-sisi kehidupan.
“Jangan sampai menfokuskan pada satu titik, melupakan titik yang lain. Jangan sampai memerankan orang atau kelompok tertentu, meninggalkan kelompok yang lain,” sarannya.
Dia menekankan, pendekatan religiusitas harus bisa mewarnai seluruh kebijakan yang ada dan yang akan diambil ke depan. Ini untuk meminimalkan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan, kata dia, di dalamnya ada keagamaan atau religiositas warga.
“Kalau ini bisa dilakukan, maka seluruh komponen akan bisa bersinergi untuk mensukseskan perencaan dan pelaksanaan pembangunan,” kata dia. (G22-)