PURWOKERTO – Aplikasi Sampah Online Banyumas (Salinmas) atau go sampah, sejak diluncurkan 7 Oktober lalu oleh Bupati Achmad Husein, kini sudah diunduh 350 warga (pemakai).
Mereka berasal dari tiga kelurahan yang menjadi percontohan, yakni Kelurahan Kedungwuluh Kecamatan Purwokerto Barat. Serta Kelurahan Sokanegara dan Purwokerto Lor, keduanya di Kecamatan Purwokerto Timur.
“Karena pilot project-nya ada di tiga kelurahan, di masing-masing kelurahan juga hanya di RW tertentu, sampai saat ini yang masuk data, ada 350 pengunduh. Target kami dari tiga kelurahan itu 1.000 keluarga,” kata pengelola administrasi Salinmas, Purwono, staf bidang persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kamis (24/10).
Dia mengatakan, program untuk mendorong partisipasi masyarakat memilah dan mengolah sampah ini akan memantau tiga kelurahan tersebut. Apabila berhasil, maka tahun 2020 akan dikembangkan untuk semua kelurahan di wilayah Kota Purwokerto. Sedangkan untuk seluruh wilayah Banyumas, ditarget sampai tahun 2024.
“Targetnya akhir 2019 ini, warga di tiga kelurahan ini sudah masuk dalam program ini. Setelah itu tahun depan ditagertkan untuk seluruh kelurahan, karena kita kan harus menyiapkan KSM-KSM-nya,” tandasnya.
Dia menerangkan, sampah yang dibeli pemkab, dibagi menjadi sampah organik dengan harga Rp 100 per kiligram. Selanjutnya, sampah plastik kresek ecobrick (dumasukkan dalam botol), Rp 2.000/kg. Terakhir sampah plastik non kresek, Rp 1.000.
“Yang kresek ini dibeli atau kita jual ke AMP untuk campuran bahan aspal. Ini dari masyarakat melalui KSM (dicacah) dibeli oleh PT BIJ (BUMD) dan dijual ke AMP. Sampah non kresek nanti akan dipakai untuk bahan campuran pengganti bata atau pembuatan batako,” terangnya.
Dijelaskan, sistem penjualannya,sementara dikumpulkan per dasa wisma (dawis), setelah terkumpul minimal 2-5 kg dengan waktu pengumpulan 2-3 hari, kemudian pesan layanan lewat aplikasi Salinmas, kemudian tenaga dari KSM datang ke lokasi.
Peran KSM, kata dia, selain pengambil, juga verifikator warga yang mau bergabung di aplikasi ini. Mengingat program ini baru difokuskan di tiga kelurahan dulu, sehingga mereka yang berasal dari tiga kelurahan tersebut belum bisa terlayani.
“Untuk pembayarannya melalui rekening setelah terkumpul dalam jumlah tertentu. Karena ini masih per kelompok belum perorangan, diberikan setelah terkumpul dalam jumlah tertentu,” terangnya.
Mengingat program masih baru, lanjut dia, masih membutuhkan sosialisasi. Untuk tenaga pendamping, katanya, sudah disiapkan tenaganya dari Bapelitbangda.
Lurah Kedungwuluh, Dibyo Suwikyo mengungkapkan, di kelurahannya yang menjadi pilot project di RW 2 dan 8. Namun yang sudah ikut program ini atau memanfaatkan baru di RW 2, sekitar 60 keluarga.
“Mereka bercerita, ikut Salinmas sudah menjadi kebanggaan, dimana sampah yang tadinya masalah kini menjadi berkah karena bisa dijual. Ibaratnya duduk di rumah mainan HP, dapat uang,” katanya menceritakan manfaat yang diterima warga.
Tabungan
Ketua KSM Wulansari Kedungwuluh, Sardjito menuturkan, sebelum bergabung ke Salinmas, KSM-nya sudah membuat program dinamai Tabungan Peduli Kesehatan Dari Sampah (Tape Ketan), yakni tabungan sampah, dipilah lalu dijual ke pengepul sampah.
“Kalau yang model tabungan sudah berjalan lebih awal dan sudah ada pembukuan keuangannya, tapi yang Salinmas, hasil penjualannya masih ada di rekening aplikasi ini (tabungan). Ini modelnya per Dawis belum per rumah,” terangnya.
Sejak diluncurkan dan bergabung, kata dia, pihaknya sudah menjual sebanyak 70 kg sampah organik. Sedangkan yang ekobrik atau sampah plastik kresek, masih pengumpulan.
Kusnarti (51), salah satu pemakai aplikasi Salinmas, warga Kedungwuluh menuturkan, sehari rata-rata bisa menjual 2 kg sampah, yang sudah dipilah antara sampah organik dan plastik kresek. Produksi sampahnya banyak, karena ia juga memiliki warung.
“Sebelum ada program ini, dan ada bantuan tong sampah, saya membuang sampah ke Pasar Wage, saya bawa saat mau kulakan. Tadinya kalau buang susah, sekarang ada begini (Salinmas), seneng, karena dikumpulkan, ada tongnya dan dipilah dapat uang.” ceritanya. (G22-37)