BANYUMAS – Pagebluk Covid-19 ternyata tidak melulu berdampak negatif. Para peternak lebah, di Kabupaten Banyumas, justru meraup laba karena semakin banyak masyarakat yang berburu madu murni dalam kemasan.
Peternak lebah asal Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Teguh Waluyo (32), menuturkan, dalam sepekan terakhir, permintaan madu kemasan meningkat. Bahkan, dia dan rekan-rekannya di kebun buah dan peternakan lebah ”Prawita Garden”, mengalami kehabisan stok madu kemasan.
“Madu klanceng (tetragonula laeviceps), stok terakhir minggu lalu 87 botol (ukuran) 250 mililiter. Sekarang sudah habis. Stok madu koleksi, yang biasanya tidak saya jual, sekarang juga sudah terjual,” tuturnya, Senin (13/7/2021).
Menurutnya, stok yang masih tersisa yaitu 150 botol madu lebah sengat dengan ukuran 250 mililter. Sejatinya, madu ini memiliki kualitas dan khasiat yang hampir sama dengan madu klanceng.
Teguh mengatakan, lonjakan permintaan ini juga pernah terjadi pada awal pandemi Covid-19. Dalam kondisi normal, rata-rata penjualan madu kemasan sebanyak 30 botol per bulan.
“Tapi setelah sempat permintaan tinggi, setelah 6 bulan, penjualan madu kembali sepi. Mungkin karena perekonomian turun dan daya beli melemah. Nah, sepekan kemarin, permintaan tinggi lagi,” jelasnya.
(Baca Juga: Dari Prawita Garden, Teguh Hasilkan Aneka Buah dan Madu Lebah)
Dia berujar, tingginya permintaan ini membuat beberapa pembeli datang ke kebun budidaya buah dan lebah Prawita Garden. Mereka rela memesan sejak jauh-jauh hari, bahkan sampai menunggu madu dipanen dari puluhan kotak sarang lebah klanceng.
Kekebalan Tubuh
Sebagian besar para pengunjung itu beralasan membeli madu untuk pasien Covid-19 saat yang sedang melakukan isolasi mandiri. Madu menjadi ramuan herbal yang dipercaya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mengatasi batuk yang umum dialami pasien Korona bergejala ringan.
“Orang beli kan untuk kesehatan, meningkatkan imun. Jadi memang banyak yang mencari, sampai harus memesan beberapa hari sebelumnya,” ujarnya.
(Baca Juga: Benahi Ekonomi, Warga Babakan Beternak Lebah)
Terkait penghasilan, Teguh enggan mengungkapkan nominalnya. Dia hanya mengaku laba penjualan dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Bagi yang penasaran, Prawita Garden ini tidak hanya membudidayakan lebah tanpa sengat atau yang dikenal dengan lebah klanceng, tapi juga ada lebah yang bersengat. Madu hasil panen kemudian dikemas dalam botol berukuran 250 mililiter dan 500 mililiter. Madu lebah sengat dihargai Rp 75 ribu dan Rp 150 ribu perbotol, sedangkan madu lebah klanceng lebih mahal, yakni Rp 150 ribu dan Rp 300 ribu.
Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono mengaku pernah beberapa kali berdiskusi dengan peternak lebah di Desa Darmakradenan ini. Menurutnya, budidaya lebah dapat menjadi salah satu mata pencaharian yang sangat menggiurkan di masa kini.
“Kami sebetulnya sudah membuat perencanaan. Pemkab akan menyediakan lahan di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok untuk budidaya lebah jika memang lokasinya cocok,” ujarnya.
Meski sudah berinisiatif mendorong masyarakat untuk membudidayakan lebah, Sadewo mengaku masih terdapat sejumlah kendala. Di antaranya minimnya peminat serta anggaran yang masih terbatas. “APBD kan fokus untuk penanganan pandemi, di Dinnakerkop UKM juga tidak ada. Kemungkinan harus kerjasama dengan pengusaha untuk membantu permodalan,” kata dia. (ns-2)