BANJARNEGARA – Dieng Culture Festival (DCF) yang menjadi agenda tahunan menjadi magnet wisata Kabupaten Banjarnegara yang mampu menyedot ribuan wisatawan. Di tengah pandemi Covid-19 yang belum berlalu, untuk tahun ini DCF ditiadakan.
Kepala Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur, Slamet Budiono mengatakan, berdasarkan kesepakatan warga dan pelaku wisata, untuk agenda DCF tahun ini akan ditiadakan. Hal ini berkaitan dengan belum diketahuinya kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.
“Kondisinya masih seperti ini, kami tidak mau mengambil risiko,” katanya, ditemui usai pencukuran anak rambut gimbal yang dilakukan oleh warga setempat, Rabu (18/6) malam.
Dikatakan, pihaknya masih menunggu keputusan dari pemerintah tentang pemberlakuan fase new normal. Sehingga, objek wisata Dieng bisa dibuka kembali untuk wisatawan. Pandemi Covid-19 ini sangat berdampak terhadap masyarakat Dieng Kulon dan sekitarnya yang bergantung pada industri pariwisata.
“Sejak wisata ditutup, di sini sangat lengang sekali,” ujarnya.
Ditemui terpisah, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara Dwi Suryanto mengatakan, dengan kondisi pandemi ini sangat tidak dimungkinkan untuk menyelenggarakan DCF. Sejauh ini juga belum ada persiapan sama sekali untuk even yang rutin digelar setiap pekan pertama Agustus.
Dwi menyatakan, penutupan objek wisata Dieng selama pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap pendapatan daerah. Pihaknya menaksir, potensi pendapatan daerah yang hilang mencapai Rp 7,5 miliar. Angka tersebut diperoleh dari perkiraan pendapatan bulanan sebesar Rp 1,5 miliar dan masa pekan libur Lebaran hingga Rp 3,5 miliar.
“Angka Rp 7,5 miliar ini baru dari segi pendapatan tiket masuk, belum lagi bagi pelaku wisata Dieng seperti guide, pedagang, pemilik homestay, jasa transportasi, biro wisata dan lainnya,” ungkapnya. (K36-2)