JAKARTA – Sejumlah dosen dan peneliti dari IAIN Purwokerto menjadi pembicara panel pada forum Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) di Hotel Mercure Batavia, Jakarta.
Konferensi tingkat internasional yang menjadi wadah bertemunya para peneliti dan pakar dalam bidang Kajian Islam ini diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI.
Kegiatan yang digelar setiap tahun ini, mengundang para dosen, peneliti, dan guru besar baik dari dalam maupun luar negeri. Acara yang berlangsung dari tanggal 1 sampai 4 Desember 2019.
Dihadiri oleh para rektor dan guru besar di lingkup PTKIN, para duta besar negara sahabat, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, dan Dirjen Pendikan Tinggi Islam Kementerian Agama.
Saat membuka acara AICIS ke-19, Menkominfo Rudiantara menyampaikan di era revolusi industri 4.0, pegiat pendidikan Islam harus mengambil peran penting.
Pada zaman yang berubah demikian cepat dan semua hal sudah diatur secara digital. Pembelajaran harus mampu mengimbangi perubahan tersebut, juga harus mampu mendorong generasi untuk berfikir kreatif dan inovatif.
“Pengajaran saat ini tentu saja tak bisa textbook lagi. Generasi saat ini harus didorong kreatif. Pendidikan Islam dapat mengambil peran strategis sebagai imunisasi generasi muda dari hoax, fitnah dan namimah (mengadu domba). Populasinya yang besar sangat potensial untuk mengambil peran tersebut,” ujar Rudiantara.
Berperan Aktif
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin dalam sambutannya menyampaikan tujuan penyelenggaraan konferensi agar para sarjana dan ilmuan Islam dapat berperan aktif dalam memecahkan masalah dunia.
Kemudian, studi Islam di Indonesia selalu mengikuti perubahan zaman tidak teralienasi dari dinamika sosial masyarakat.
Lebih lanjut ia mengatakan, Pendidikan Islam adalah ekosistem besar. Saat ini terdapat hampir seribu perguruan tinggi Islam, 72 ribu pendidikan dasar-menengah, 30 ribu pesantren, dan 7 juta madrasah takmiliyah. Dari lembaga itu terdapat 10 juta siswa, 4 juta santri, 1 juta guru, 32 ribu dosen, 500 profesor, dan 6.000 doktor.
“Total stakeholder pendidikan islam berjumlah 28 juta. Bila sumber daya yang besar ini dikelola dengan baik dan diarahkan untuk berkontribusi positif, maka hasilnya akan luar biasa,” tandas Kamaruddin.
Ketua Panitia Konferensi, Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil., Ph.D. menyatakan acara AICIS tahun ini mengambil tema “Digital Islam, Education and Youth: Changing Landscape of Indonesian Islam”. Panitia menerima total 1.300 paper. Namun hanya menyeleksi 450 untuk dipresentasikan.
Hadir sebagai Keynote speaker, Profesor dalam Bidang Politik Pemerintahan George Mason University, Virginia USA Peter Mandaville. Prof Mandaville penasihat senior di Office of Religion and Global Affairs Amerika Serikat.
Ia saat ini menggeluti bidang new media dan studi perbandingan otoritas keagamaan. Dan gerakan sosial di dunia Islam yang fokus pada generasi muda. Selain itu, beberapa pakar Islam dan media antara lain Garry R. Bunt (University of Wales) dan Abdul Majid Hakemollahi (ICAS London).
Beberapa dosen dan guru besar IAIN Purwokerto yang mengikuti acara ini adalah Prof Dr Abdul Basit MAg, Prof Dr Sunhaji MAg, Dr Suwito MAg, Dr Suparjo MA, Dr Fajar Hardoyono MSc MSi, Dr Nita Triana MSi, dan Agus Husein As Sabiq MPd. (K17-20)