CILACAP – Media Officer PSCS Cilacap Rasino mengatakan pertanyaan yang mencuat mengenai pemindahan tim Hiu Selatan, dari Grup Barat pada musim lalu ke Grup Timur musim ini, terjawab sudah. Jawaban tersebut berasal dari pernyataan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Cucu Somantri.
Menurut Cucu, kata Rasino, kemarin, pertimbangan pemindahan itu karena faktor geografis dan keseimbangan saja. Secara geografis diakui seyogyanya PSCS lebih layak masuk grup barat. Dari segi keseimbangan, jangan sampai nanti hanya Grup Barat atau Timur saja yang masuk (promosi Liga 1, red). ”Berharap setiap klub dapat mewakili provinsi masing-masing pada Liga 1,” kata Raskino mengutip pernyataan Cucu.
Direktur PT LIB itu juga menegaskan pemindahan PSCS Cilacap bukan karena menghindari laga sarat gengsi, bertajuk derby Mataram, antara Persis Solo dan PSIM Yogyakarta. Musim lalu laga tersebut terjadi kericuhan.
Tahun ini PSCS masuk Grup Timur, dan PSIM pindah ke Grup Barat. PT LIB tidak berpikir head to head.
Seperti diberitakan, SM kemarin, PT LIB telah mengeluarkan regulasi Liga 2 2020 dan pembagian grup. Di Grup Timur PSCS akan bersaing dengan Kalteng Putra, Martapura FC, Mitra Kukar, Persiba Balikpapan, Persijap Jepara, Persis Solo, Putra Sinar Giri, Persigo Semeru, Sulut United FC, PSBS Biak dan Persewar Waropen.
Adapun tim-tim di grup barat meliputi Babel United, PSMS Medan, Sriwijaya FC, Perserang Serang, Cilegon United, PSKC Cimahi, Persekat Kabupaten Tegal, PSIM Yogyakarta, As Abadi Tiga Naga, Semen Padang, Badak Lampung dan PSMS Medan.
Pro Kontra
Saat dihubungi, kemarin, Rasino tengah mengikuti acara temu manajer tim-tim peserta Liga 2. Dia menuturkan format baru kompetisi yang akan diterapkan mulai musim ini, menuai pro dan kontra. Pasalnya, dalam sistem baru itu risiko terjadi pertandingan yang tak sportif lebih besar, dibanding cara lama.
Dalam format baru, tim juara grup otomatis promosi ke Liga 1, adapun dua tim runner up ditarungkan untuk memperebutkan satu tiket lagi. Risikonya, bisa terjadi jual beli, antara tim-tim yang sudah tak berpeluang lolos dan kesebelasan yang masih bertarung dan berpeluang naik ke level lebih tinggi.
Selain itu, seni kompetisi tidak ada, karena menjadi terlalu pendek. Kalau sistem lama, empat tim teratas dari tiap-tiap grup maju ke delapan besar. Dengan demikian, tim-tim urutan III dan IV masih bisa bersaing di fase ke dua. Kompetisi menjadi lebih panjang dan menarik. (bd-52).