BANYUMAS-Forum Silaturahmi Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup (FSMPLH) Tiparkidul, Kecamatan Ajibarang hingga kini terus memastikan berjalannya proses reklamasi Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Ajibarang yang telah resmi ditutup beberapa bulan lalu.
Koordinator FSMPLH Tiparkidul, Suyoto Bayu Wijaya mengatakan berbagai tahapan menuju reklamasi TPA Tiparkidul terus diikuti oleh forum swadaya warga tersebut. Berangkat dari kesadaran kolektif akan kondisi lingkungan, FSMPLH ini terus bergerak secara kolektif menghadapi berbagai isu lingkungan hidup yang ada di wilayah desa tersebut.
“Kami terus memastikan agar berbagai proses reklamasi termasuk juga di dalamnya proses pemberian ganti rugi warga terdampak adanya TPA Ajibarang ini terealisasi. Apalagi warga di sini sudah cukup lama berkorban mendapatkan dampak adanya TPA ini selama puluhan tahun,” jelasnya.
Dijelaskan Suyoto, sejak ada keputusan Pengadilan Negeri Purwokerto tentang ditutupnya TPA Ajibarang di Tiparkidul, warga terus mengawal proses tersebut. Mereka terus memantau komitmen pemerintah daerah dalam melaksanakan reklamasi di lokasi lahan bekas TPA Tiparkidul ini. Hal ini penting agar dampak negatif keberadaan TPA tidak lagi terus menerus mengenai warga dan lingkungannya.
“Kami berharap proses reklamasi ini benar-benar dilaksanakan sebagaimana telah menjadi keputusan hukum. Jangan ada lagi pembuangan sampah di areal bekas TPA Ajibarang di Tiparkidul ini,” ujarnya.
(Baca Juga: Eks TPA Gunung Tugel Direklamasi, 3000 Pohon Ditanam)
Gerakan Kolektif
Sebagai gerakan kolektif warga, FSMPLH akan terus mengawal berbagai isu lingkungan yang mengarah kepada wilayah Tiparkidul. Ia berharap ke depan tidak ada lagi aktivitas pembuangan sampah yang berpotensi merugikan warga setempat.
Pantauan SuaraBanyumas di lokasi TPA Ajibarang melihat sebagian lahan TPA khususnya di bagian utara telah diuruk. Namun sebagian lainya lagi masih dalam kondisi yang sama. Hanya terlihat alat berat terlihat meratakan bagian sampah yang masih menggunung. Sementara itu sejumlah pemulung juga masih terlihat menjadi sampah layak jual di lokasi tersebut.
Selain persoalan dampak keberadaan TPA, warga Tiparkidul juga beberapa kali mengeluhkan adanya dampak adanya industri pengolahan kayu. Mereka berharap ada penanganan terhadap kondisi ini agar udara yang dihirup mereka bisa lebih sehat.
“Kami juga berharap agar ada kepedulian dari pemerintah daerah atau wakil rakyat terkait dengan adanya dampak pabrik kayu di sekitar wilayah kami. Hal ini penting agar dampak negatif keberadaan industri di sini bisa diminimalisasi,” ujar Teguh Tidarwono, tokoh masyarakat setempat.(K37-)