PULUHAN lukisan berjejer di Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), mulai Jumat (6/12). Lukisan dengan berbagai macam gambar dan makna itu tertuang dalam kanvas berbagai ukuran.
Saat dicermati lebih dekat, lukisan tersebut begitu menarik dan unik. Tak sedikit goresan pelukis di atas kanvas nampak tak beraturan, namun memiliki makna dan pesan mendalam tersendiri bagi yang melihat.
Karya lukisan-lukisan tersebut ternyata hasil goresan dari anak-anak berkebutuhan khusus. Lukisan itu merupakan bagian dari pameran yang bertajuk ‘Sebelah Mata’ Melawan Keterbatasan, Menembus Batas Impian. Pameran tersebut diselenggarakan oleh Sekolah 7 Langit, bersama Rumah Pipit dan UMP. Pameran berlangsung hingga Minggu (8/12).
Koordinator acara sekaligus Co Founder Sekolah 7 Langit, Demas Adi Wicaksono, dalam pameran tersebut ditampilkan puluhan lukisan karya anak-anak berkebutuhan khusus dari berbagai daerah meliputi Banyumas, Purbalingga, Purwokerto, Jogja dan Jakarta.
Pameran lukisan bersama itu diselenggarakan dalam rangka memeperingati Hari Relawan yang jatuh pada 5 Desember sekaligus Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember.
Demas mengatakan, tujuan digelarnya acara tersebut untuk membantu mewujudkan mimpi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) serta menggali potensi, minat dan bakat anak berkebutuhan khusus lewat media melukis.
“Selain pameran lukisan hasil karya anak berkebutuhan khusus yang disajikan oleh Tim Guru Seneng Sianu dan Sekolah 7 Langit ini juga akan disajikan pameran foto anak berkebutuhan khusus dalam menggapai mimpinya,” ungkapnya.
Kegiatan melukis bersama, lanjut Demas, didampingi relawan dari berbagai profesi. Anak-anak tersebut dalam pameran ini memberikan sebuah pandangan atau keadaan bahwa ada di antara masyarakat.
“Mereka adalah anak-anak berkebutuhan khusus yang terkadang merasa tidak bisa seperti pada anak umumnya. Mereka merasa terasing dan kurang percaya diri. Tapi menurut saya, mereka hanya tidak menyadari keunikan yang dimilikinya,” katanya. (Agus Wahyudi-20)