CILACAP – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap mengajak kepada semua pihak untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam seperti angin kencang atau puting beliung pada masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
Sebagaimana disampaikan Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi pada BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, masa transisi atau dikenal pancaroba di Cilacap tahun ini diperkirakan berlangsung mulai awal Oktober mendatang. Masa transisi akan berlangsung sampai dasarian ketiga, atau sepuluh hari terakhir bulan itu.
“Dalam masa transisi atau pancaroba, sifat hujan biasanya cukup lebat namun singkat. Hujan rentan disertai dengan petir dan angin kencang atau puting beliung,” kata Teguh Wardoyo saat dikonfirmasi, kemarin.
Hujan, lanjut dia merupakan fenomena alam yang lazim terjadi. Namun ketika turun dengan lebat dan disertai angin kencang dan petir dapat menimbulkan dampak bencana. “Karena itu, penting bagi kita semua untuk sama-sama mengantisipasi,” kata dia.
Potensi bencana lainnya yang juga penting untuk diantisipasi yakni tanah longsor. Menurut dia, potensi bencana itu berhubungan dengan kondisi tanah yang pada sejumlah titik cukup labil.
“Ketika musim kemarau dalam kondisi kering kadang suka merekah-rekah atau retak, itu penting diantisipasi. Karena ketika diguyur hujan lebat di awal-awal masa transisi atau awal musim hujan itu rentan terjadi longsor,” kata Prakirawan BMKG Cilacap Rendi Krisnawan, saat dikonfirmasi secara terpisah.
Diberitakan sebelumnya, BMKG memperkirakan musim kemarau di Kabupaten Cilacap akan berlangsung hingga akhir bulan September ini. Selanjutnya, pada awal Oktober nanti akan memasuki masa transisi dari musim kemarau menuju ke musim hujan.
Peralihan musim itu, diperkirakan akan berlangsung sampai akhir bulan Oktober. Karena di pengujung bulan kesepuluh itu, akan memasuki musim hujan. (tg-60)