PURWOKERTO-Untuk mengidentifikasi risiko terhadap serangan jantung, Laboratorium Klinik Prodia saat ini melayani pemeriksaan Prodia PULS Cardiac Marker.
Brand Customer Service Supervisor Laboratorium Klinik Prodia Purwokerto, RR Dyah Kusumowardani SSi mengatakan, Prodia PULS Cardiac Marker merupakan pemeriksaan dengan sampel darah. Pemeriksaan ini dirancang membantu mengindentifikasi risiko terhadap serangan jantung dalam lima tahun ke depan. Apalagi saat ini seringkali tak pernah terlihat tanda dan terasa gejala sebelumnya.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan 7 biomarker, yaitu IL-16, Eotaxin, C-TACT, MCP-3, Fas Ligand, SFAs dan HGF. Pemeriksaan kolesterol HDL dan HbA1c dilakukan di Klinik Prodia Purwokerto, Jalan S Parman No.946 A, Karangbawang, Purwokerto Kulon, Kecamatan Purwokerto Selatan.
”Hasil marker-marker tersebut akan dianalisa. Sehingga akan menghasilkan skor PULS dan target skor PULS yang seharusnya berdasarkan usia dan jenis kelamin. Di samping skor PULS, hasil Prodia PULS Cardiac Marker juga dilengkapi dengan usia jantung berdasarkan profil PULS dibandingkan dengan usia kronologis,” terangnya.
Kadar Kolesterol
Menurutnya, lebih dari 50 persen serangan jantung terjadi pada orang dengan kadar kolesterol normal atau hanya memiliki satu faktor risiko tradisional. Kemudian, 70 persen pasien yang mengalami serangan jantung dan membutuhkan perawatan di rumah sakit, memiliki kadar kolesterol dalam rentang target terapinya. Prodia PULS Cardiac Marker menambah faktor-faktor risiko ini, serta melihat tanda-tanda plak yang tidak stabil.
(Baca Juga : Memilih Sikap yang Bijak Menghadapi Pandemi )
Selain itu, kata dia, 75 persen serangan jantung terjadi karena terkoyaknya plak yang tidak stabil. Ada beberapa kriteria yang memerlukan pemeriksaan Prodia PULS Cardiac Marker. Di antaranya individu usia 40 tahun atau lebih, seseorang yang memiliki faktor risiko terkait penyakit jantung, misalnya diet rendah serat tetapi tinggi lemak, serta kurang aktivitas fisik.
Selanjutnya penderita diabetes, merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, stres, kolesterol dan genetik. Di samping itu, seseorang yang memiliki faktor risiko secara genetik terhadap penyakit jantung koroner atau infark miokard. ”Terkait pemeriksaan ini, kami memberikan keringanan biaya pemeriksaan sebesar 20 persen sampai 15 Oktober mendatang,” pungkasnya.(H48-3)