KAMIS Wage hingga Setu Legi, 21-23 Februari 1860/1861, hujan terus turun tiada henti. Air Sungai Serayu meluap ke Kota Banyumas. Peringatan sesepuh tentang Bethik Mangan Manggar itu terjadi. Rumah, ternak, harta benda hanyut dan banyak korban jiwa melayang.
Di tengah prahara banjir bandang pertengahan abad ke-19 itulah, pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas itu turut terimbas. Selain pemukiman, banjir bandang juga merendam lokasi ibukota pemerintahan Banyumas. Namun keanehan terjadi, saka atau tiang pendapa ibukota Banyumas itu terangkat oleh air bah.
Tiang joglo yang kelak disebut Saka Guru Si Panji itu seolah-olah terapung di tengah banjir. Usai banjir surut, saka guru itu kembali ke tempat semula. Pendapa tempat pusat pemerintahan itupun berdiri kokoh. Yah, saka guru penopang pendapa itu tak bergeser sedikitpun sebagaimana sebelum Blabur Banyumas terjadi.
M Koderi (1991) dalam Banyumas, Wisata dan Budaya menyebutkan pasca kejadian itulah, Saka Guru Pendapa ini menjadi perhatian rakyat. Saka guru itu dianggap keramat dan punya kekuatan gaib. Maka setelah itulah setiap mlam Selasa dan Jumat Kliwon, saka guru itu ‘diberi’ sesaji bunga, air degan/ kelapa muda dan
dibakarkan kemenyan.
(Baca Juga: Semoga Tidak Ada lagi ‘Bethik Mangan Manggar’… )
Tahun 1937, karena banjir yang sering melanda Banyumas itulah salah satu hal yang menjadi pindahnya ibukota Banyumas ke Purwokerto. 5 Maret 1937, Saka guru dan pendapa pemerintahan Banyumas itu turut dipindahkan. Namun kepindahannya itu dilaksanakan tanpa melewati Sungai Serayu. Kini bekas tempat Pendapa Sipanji di
Kota Lama Banyumas telah dibangun kembali duplikatnya.
Nama Bupati Panji Gandakusuma
Kini saka guru itu dikenal sebagai Saka Guru Si Panji atau Pendapa Sipanji yang berada di Kota Purwokerto. Nama Si Panji ini diperkirakan diambil dari nama salah seorang Bupati Banyumas yang membangunnya yaitu Raden Adipati Panji Gandakusuma yang sebenarnya bernama Raden Mertawijaya. Raden Panji Gandakusuma ini merupakan putera dari Yudanegara I dan setelah menjabat bupati bergelar Nunggak semi Yudanegara II.
Kepindahan Saka Guru Si Panji ini kini telah menjadi rangkaian kegiatan peringatn Hari Jadi Kabupaten Banyumas. Dalam peringatan ke-449 22 Februari 2020 lalu, kepindahan saka guru ini diperingati dengan tradisi Rengosan. Dari tradisi Rengosan inilah warga diajak mengetahui dan mengingat proses pemindahan saka (penyangga bangunan pendopo) Kabupaten Banyumas dari kota Kecamatan Banyumas ke kota Purwokerto dengan cara diboyong dengan berjalan kaki.
Adapun rute yang dilalui rengosan melalui jalur normal yakni Banyumas, Kalibagor, Sokaraja, Berkoh, Jalan Jenderal Sudirman, menuju Pendapa Si Panji Purwokerto. Dengan konsep yang dilaksanakan seperti tahun lalu, yaitu secara estafet dengan berjalan kaki. Masyarakat yang dilewati ikut berpartisipasi, dengan cara ikut memikul replika saka si Panji dan perlengkapan lainnya.
Meski sempat diguyur hujan, rengosan replika Saka si Panji terus berjalan, demikian juga dengan petugas pengamanan dari Polresta Banyumas, siap siaga mengamankan hingga rengosan berakhir di Pendapa Si Panji Purwokerto.(Susanto-3)