CILACAP– Tak seperti pada tahun-tahun sebelumnya, suasana Pasar Majenang, Kabupaten Cilacap masih sepi pembeli menjelang Idul Fitri 1441 Hijriyah ini. Kondisi itu terpantau hingga Kamis (21/5).
Seorang pedagang di sana, Yayat Ruhiyat mengatakan, kondisi tersebut jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Saban bulan Ramadan, apalagi jelang Idul Fitri, pengunjung pasar selalu membeludak. Omzet pedagang juga biasanya berlipat.
Penjual sayuran dan bumbu dapur itu menyontohkan saat Idul Fitri tahun lalu. Dalam hitungan sepekan jelang Lebaran, omzetnya sudah meningkat. Keramaian semakin terasa dalam hitungan beberapa hari jelang Lebaran, dikenal prepegan.
“Tapi untuk saat ini, walaupun Lebaran tersisa beberapa hari lagi, pasar masih sepi. Pandemi korona sangat berpengaruh terhadap minat belanja ke pasar. Jualan jadi sepi,” kata Yayat Ruhiyat, dikonfirmasi SuaraBanyumas, Kamis (21/5).
Ia mengaku tidak tahu persis, akankah terjadi prepegan atau tidak dalam sisa di akhir Ramadan ini. Sedangkan kesehariannya, kebanyakan pedagang masih tetap berjualan.
“Belum tahu, apakah dalam beberapa hari jelang Lebaran ini akan ada prepegan atau tidak. Pedagang sih tetap berjualan,” katanya.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Majenang (P3M), Tatang Samsudin Koyon mengatakan, pandemi korona berpengaruh besar terhadap minat beli konsumen ke Pasar Majenang. Karena dari pemantauan pihaknya angka pengunjung pasar juga tampak masih sepi.
“Dari pemantauan kami lewat CCTV maupu keliling pasar, sampai dengan hari Kamis ini, suasana pasar masih tergolong sepi. Jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata Tatang Samsudin Koyon.
Sepinya pasar, lanjut dia juga diakibatkan adanya pembatasan sosial berskala besar di Jawa Barat. Itu menjadikan sejumlah pedagang dari sejumlah daerah di sana, seperti Kota Banjar atau Ciamis tidak masuk pasar Majenang. “Itu juga berdampak sekali,” kata Tatang Samsudin Koyon (tg-)