PURWOKERTO – Kantor Kesehatan Pelabuhan Cilacap (KKP) melakukan pemeriksaan terhadap kapal yang akan bersandar ke pelabuhan Cilacap. Pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh awak kapal secara ketat.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Cilacap (KKP), Sulistyono mengatakan, meski sampai sejauh ini belum ditemukan adanya kasus yang disebabkan virus korona di wilayah Cilacap, namun pihaknya memiliki tugas untuk menjaga point of entry (pintu masuk).
”Sebenarnya ini seperti pengulangan kasus SARS sekitar tahun 2003 lalu. Jadi kami sudah mempunyai protap (prosedur tetap) tertentu yang tugasnya menjaga agar jangan sampai penyakit tersebut (penyakit yang disebabkan virus korona) bisa masuk,” terang dia di sela-sela kegiatan simulasi kesiapsiagaan pandemi infeksi virus korona di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, Senin (3/2).
Dia menjelaskan, kapal-kapal dari luar negeri yang akan bersandar di pelabuhan Cilacap, sehari sebelumnya sudah ada pemberitahuan ke KKP terkait perjalanan sebelumnya. ”Ada pemberitahuan ke kami, mereka datang dari mana saja,” ungkap dia.
Pihaknya setiap hari juga memantau perkembangan wilayah-wilayah di dunia yang kemungkinan muncul adanya penyakit-penyakit tertentu yang perlu dilakukan kewaspadaan. ”Tiap hari kami membuka website WHO (Badan Kesehatan Dunia) untuk mengetahui daeran-daerah di seluruh dunia yang terjangkit penyakit,” kata dia.
Menurutnya, sejauh ini kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan Cilacap tidak ada yang datang langsung dari China. Akan tetapi, jangan lupa penyakit yang diakibatkan virus korona ini masa inkubasinya 2-14 hari.
Riwayat Perjalanan
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya juga menanyakan ke pihak agen, sebelum bersandar ke Cilacap, apakah ada riwayat perjalanan kapal tersebut pernah singgah di negara-negara yang ditemukan kasus virus korona.
”Jadi ada voyage memo yang menerangkan riwayat kapal-kapal itu pernah singgah di mana saja,” ujarnya.
Terkait dengan kesiapan petugas, dia mengatakan, selama ini para petugas KKP sudah mendapatkan pelatihan semua. ”Dalam melakukan pemeriksaan terhadap awak kapal, petugas kami sudah dilatih semua,” tambahnya.
Langkah pertama yang dilakukan, yakni minta dokumen pernyataan dari kapten kapal yang menerangkan bagaimana kondisi kapal. Formulir dokumen pernyataan ini disediakan dari WHO.
Setelah itu, tim akan naik ke tengah kapal dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri). ”Kami membawa infrared termometer untuk mendeteksi suhu tubuh awak kapal,” imbuh Sulistyono.
Dalam pemeriksaan tersebut, petugas akan melihat riwayat kontak awak kapal. ”Misalnya kalau awak kapal tersebut pernah singgah di China, tetapi kalau yang bersangkutan berada di dalam kapal terus (tidak turun), maka yang kemungkinan akan aman. Namun demikian, kita perlu melakukan kewaspadaan,” terang dia.
Sementara untuk pemeriksaan di Bandara Tunggul Wulung, dia mengatakan, pihaknya telah memasang alat pengukur suhu tubuh penumpang di lokasi tersebut. ”Ketika ada penumpang pesawat yang melewati alat itu, nanti akan terdeteksi suhu tubuhnya secara langsung,” pungkasnya.(H48-20)