Salah satu yang patut dibanggakan adalah meski lokasi yang terpencil dan jauh dari keramaian, tak membuat sekolah ini ketinggalan teknologi. Ponsel dan internet telah menjadi keseharian siswa. Artinya, anak-anak yang tinggal dan sekolah di lereng Gunung Slamet ini pun melek teknologi informasi (TI) sebagai sarana untuk mendukung kegiatan belajar.
Menurut Kepala Mts Pakis Isrodin, sejak mengadakan ujian berbasis android ini menjadi titik penting bagaimana sekolah terpencil mengenal dan memanfaatkan teknologi android sebagai media pembelajaran. Terlebih Mts Pakis adalah sekolah berbasis agroforestri yang berada di tengah alas.
Pengenalan internet untuk kegiatan positif menurut dia penting dilakukan sejak dini. Harapannya, siswa terbiasa menjadikan internet menjadi bagian dari pembelajaran. Bahkan dalam ujian semester, MTs Pakis yang menginduk ke MTs 2 Maarif Cilongok pada Desember 2019 lalu sudah melaksanakan ujin berbasis android dan komputer.
Isrodin menyatakan tujuan utama ujian menggunakan android dan komputer adalah agar anak-anak di sekolah terpencil pinggir hutan mengenal teknologi untuk kegiatan positif. Teknologi, digunakan untuk pembelajaran, mulai dari ajar mengajar hingga pelaksanaan ujian.
Namun dalam memanfaatkan teknologi informasi tersebut tidaklah gampang. Kendala topografis, yakni letak geografis MTs Pakis yang berada di tengah ‘hutan’ merupakan daerah blank spot, yakni merupakan tempat tidak tersentuh atau tercover sinyal komunikasi. Baik untuk komunikasi analog seperti jaringan telepon atau komunikasi digital seperti jaringan internet, sehingga sulit terjadi komunikasi dua arah.
”Kendalanya bukan kami tidak terbiasa dengan internet, tapi karena sinyal yang yang lemah. Waktu ujian semester, saya dan teman-teman harus naik ke atas bukit agar bisa mendapatkan sinyal. Kalau pun ada, sinyalnya ndap-ndip (tidak stabil),” papar Reza.
Sinyal Lemah
Akibat sinyal yang lemah, pada saat pandemi Covid-19, ketika sekolah tatap muka ditiadakan dan proses belajar mengajar dilakukan dengan jarak jauh, praktis anak-anak di MTs Pakis, tidak bisa melaksanakan proses belajar mengajar.
Kesulitan proses belajar mengajar jarak jauh yang dialami siswa MTs Pakis ini mengundang keprihatinan banyak kalangan. Problematika itu mendorong kalangan pers dan mitra kerja bersama Orari Lokal Banyumas tergerak untuk membantu permasalah tersebut.
Langkah nyata yang diambil adalah dengan memanfaatkan repeater (pemancar ulang) amatir radio pada frekuensi UHF untuk komunikasi dua arah antara guru-guru dan murid di MTs. Pers dan Mitra Kerja bareng Orari Lokal Banyumas menyerahkan perangkat HT kepada pengelola MTs sebagai sarana untuk KBM menggunakan radio komunikasi (KBM Rakom).
Seiring dengan penyerahan perangkat HT, Orari Lokal Banyumas pun menyiapkan sarana pendukung pemancar ulang agar KBM rakom berjalan lancar. Adalah Arif YC2ELX, praktisi teknik elektro yang juga anggota Orari Lokal Banyumas bersama Tarmono YC2ICK dan Wasirun YC2LDC, menjadi teknisi lapangan di pemancar ulang hingga program Komunikasi Belajar mengajar jarak jauh menggunakan HT bisa terlaksana.
Pada tahap awal Ketua Orari Lokal Banyumas Dokter Muhammad Rifqy dan Perwakilan Komunitas Pers dan Mitra Agus Nur Hadi menyerahkan enam perangkat HT kepada pengurus atau relawan MTs Pakis yaitu Isrodin. Penyerahan disertai pengarahan tentang cara penggunaan perangkat itu kepada enam siswa MTs Pakis yang mewakili kelompoknya.
”Bantuan HT merupakan program dalam rangka membantu pemerintah daerah terkait KBM yang sekarang menggunakan android, tapi ternyata ada beberapa daerah tidak terjangkau signal internet. Kami dari Pers dan Mitra Kerja bersama Orari Banyumas dan OPD lainnya mencoba menggagas KBM dengan radio komunikasi dan percontohannya di MTs Pakis ini,” terang Agus Nurhadi yang juga Kepala Dinas Perhubungan Banyumas di sela-sela uji coba itu.
Ketua Orari Lokal Banyumas dokter Muhammad Rifqy mengatakan, sebelum KBM dimulai diawali dengan simulasi dan latihan penggunaan HT oleh siswa/siswi MTs Pakis. Bagi siswa yang belum pernah pegang radio komunikasi, diberi simulasi sekaligus pelatihan.
”Radio komunikasi yang digunakan yaitu radio komunikasi dua arah dan perangkat stasiun pancar ulang (repeater). HT yang digunakan oleh siswa ketika mereka transmit memancarkan gelombang elektromagnetik ke stasiun pancar ulang kemudian diterima oleh gurunya yang berada di Purwokerto sekitar 20 kilometer dari sini”, tuturnya.
Menurut Rifqy penggunaan radio komunikasi dalam KBM hemat biaya untuk gurunya dan lebih padat materi pelajaran yang diberikan. Kalau tatap muka misalnya dari pukul 07.00 sampai pukul 14.00, ongkos gurunya besar, dan jam belajarnya tidak padat sesuai jam yang ditentukan saja”, tandasnya.
Komunikasi Dua Arah
Dengan adanya komuniksi dua arah menggunakan HT, kata Reza Ramadani, siswa kelas 8 MTs Pakis, sangat membantu bisa belajar lagi. Sebab selama pandemi dirinya kesulitan untuk belajar karena tidak ada signal internet di kampungnya.
Setelah ujicoba dilakukan dan hasilnya baik, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono secara spontan membantu lima buah pesawat HT melalui komunitas Pers dan Mitra Kerja dan Orari Lokal Banyumas. Demikian juga Ketua Peradi SAI Purwokerto Joko Santoso menyerahkan dua pesawat HT dan perlengkaan repeater.
”Selama pandemi Covid-19 kegiatan belajar mengajar terkendala karena tidak adanya signal internet dan juga alat komunikasi HP. Tapi setelah ada bantuan radio komunikasi dari Orari, Wabup Banyumas dan Peradi, ini sangat membantu siswa didik kami”, ungkap Kepala MTs Pakis Isrodin.
Wabup Banyumas Sadewo Tri Lastiono saat menyerahkan bantuan HT menyambut baik terselenggaranya kegiatan belajar mengajar menggunakan radio komunikasi (KBM Rakom) sebagai solusi belajar jarak jauh mengunakan HT di lokasi terpencil yang blank spot.
”KBM Rakom ini bisa dikembangkan di lokasi lain yang sulit sinyal HP. Hanya saja kalau ke depan bisa menjadi alternatif, perlu ada SOP-nya. Mengingat pemanfaatan HT tentu saja tidak bisa untuk broadcast. Jadi ada aturan yang harus dipatuhi. Orari bisa mencarikan solusi bila KBM Rakom akan menjadi alternatif KBM jarak jauh dimasa pandemi Covid,” kata Sadewo.
Eddy Wahono YC2EDD, anggota komunitas Pers dan Mitra Kerja yang juga anggota Orari Lokal Banyumas sangat mengapresiasi kegiatan teman-teman pers dan mitra kerja. Berkat kekompakan bersama Orari Lokal Banyumas, telah berdedikasi membantu siswa MTs Pakis untuk dapat mengikuti pelajaran dalam masa sulit akibat wabah covid 19 dan kelangkaan signal di daerahnya. (Sigit Oediarto)