CILACAP – Penurunan harga komoditas cabai merah, cabai rawit dan bawang merah selama September 2019, memberi andil terhadap pembentukan deflasi Cilacap.
Cilacap tercatat deflasi sebesar 0,46 persen month to month (mtm). Angka ini menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 0,33 persen (mtm).
“Deflasi bahan makanan utamanya bersumber dari normalisasi harga cabai dan bawang merah sejalan dengan masih melimpahnya stok. Sedangkan kelompok bahan makanan memberi andil 0,68 persen,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Agus Chusaini.
Sementara itu, komoditas beras tercatat inflasi sehingga menahan laju deflasi kelompok bahan makanan lebih dalam. Di sisi lain, deflasi Cilacap pada periode laporan masih mendapat tantangan dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Kelompok itu mencatatkan inflasi dengan andil 0,13 persen. Utamanya didorong oleh tingginya konsumsi komoditas mie dan rokok.
Menurut dia, deflasi Cilacap terpantau lebih rendah dibandingkan dengan Purwokerto (0,50 persen). Namun lebih tinggi dibandingkan dengan deflasi Jawa Tengah 0,24 persen (mtm), serta deflasi nasionaI 0,27 persen (mtm).
Secara tahunan, inflasi Cilacap September 2019 tercatat 2,80 persen (yoy). Angka ini terkendali dan berada dalam kisaran target inflasi 2019 sebesar 3,5 +-1 persen (yoy). Capaian inflasi tahunan September 2019 lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi tahunan September sebesar 3,32% (yoy).
Diprediksi Inflasi
Lebih lanjut Agus Chusaini mengatakan, pada Oktober 2019, Cilacap diperkirakan inflasi dengan kisaran 0,05 persen – 0,25 persen mtm. Pada periode tersebut, tantangan inflasi lebih didorong oleh pergerakan harga kelompok bahan makanan.
Potensi peningkatan harga diperkirakan terjadi pada komoditas daging ayam ras seiring dengan perkiraan penurunan pasokan. Keterbatasan stok bawang merah seiring telah berlalunya musim panen juga dapat memicu kenaikan harga.
Di sisi lain, mulai berangsur normalnya harga cabai serta indikasi meredanya inflasi beras sejalan dengan mulai berlangsungnya panen diperkirakan dapat menahan iaju inflasi Oktober 2019.
Secara keseluruhan, pada 2019 inflasi Cilacap diperkirakan terkendali dan berada dalam rentang target inflasi 3,5 +-1 persen (yoy). Menimbang potensi dan risiko inflasi, maka pada 2019, inflasi tahunan Cilacap diperkirakan berada dalam kisaran 2,70 persen – 3,30 persen (yoy).
Adapun pengendalian inflasi dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Cilacap, diantaranya kegiatan rutin TPID selama 2019, pembentukan toko TPID bekerja sama dengan salah satu klaster binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto.
Kemudian pengembangan toko tani, klaster beras untuk ASN BUMD dan kecamatan di wilayah Kabupaten Cilacap, serta peningkatan kerja sama antardaerah. (H60-60)