PURBALINGGA – Konggres ebeg atau kuda lumping di Kabupaten Purbalingga, digagas sebagai salah satu atraksi wisata budaya dan pariwisata.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan itu saat menghadiri kegiatan konggres ebeg pertama yang dirangkai dengan gelar seni ebeg milenial di lapangan Kelurahan Purbalingga Lor, Minggu (1/12).
“Kegiatan ini dapat menjadi salah satu acara budaya dan atraksi pariwisata Kabupaten Purbalingga. Mudah-mudahan nanti konsisten dapat diselenggarakan setiap tahun,” katanya.
Menurut dia, potensi seni kuda lumping di Purbalingga besar. Karena itu, kegiatan ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada para pelaku seni ebeg yang tanpa lelah nguri-uri budaya lokal.
Saat ini di Kabupaten Purbalingga terdapat sekitar 150 paguyuban dan 30 komunitas ebeg. Mereka kini terbentuk dalam wadah Paguyuban Keluarga Ebeg Purbalingga (Paku Beling).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Setiyadi menambahkan, dalam konggres ebeg diisi workshop pengendang, pengukuhan pengurus Paku Beling, dan pentas ebeg milenial.
Pentas ini diisi dengan pentas flash mob ebeg, kolaborasi musik reggae dan ebeg, ebeg kolosal serta berbagai atraksi ebeg lainnya. Dalam kegiatan itu, Bupati Purbalingga bersama Kepala Dindikbud dan Ketua DPRD Bambang Irawan menerima ebeg hasil karya perajin lokal dari Ketua Paku Beling, Tuwarno. Mereka juga turut menari ebeg. (H60-60)