PURBALINGGA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) diminta untuk mengantisipasi rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2020 mendatang. Penyelenggara pemilu dan pihak lain diminta untuk memaksimalkan sosialisasi.
Hal itu disampaikan Komisioner KPU Provinsi Jawa Tengah, Muslim Aisyah saat peluncuran maskot dan jingle Pilkada Purbalingga 2020 serta peresmian tahapan Pilkada Purbalingga 2020 di Gedung Sarwaguna Purbalingga, Selasa (10/12).
Sejak Pilkada 2005, angka partisipasi masyarakat di Purbalingga terus mengalami tren negatif. Waktu itu, partisipasi pemilih mencapai 70 persen, pilkada 2010 turun 66 persen dan pilkada 2015 hanya 60 persen.
“Partisipasi tidak hanya pemilih yang mencoblos saja. Namun juga sejak dimulainya tahapan. Karena itu, maksimalkan sosialisasi,” katanya.
Selain itu, ada hal yang harus diperhatikan KPU daerah. Pilkada kali ini jabatan kepala daerah hanya sekitar 3,5 tahun. Sebab, pada 2024 akan kembali digelar pemilu serentak pilpres, pileg dan pilkada. Hal itu jangan sampai membuat antusiasme calon kepala daerah menurun.
Kelengkapan
Ketua KPU Kabupaten Purbalingga, Eko Setiawan, mengatakan, pihaknya siap menyelenggarakan Pilkada 2020. Pihaknya telah melakukan kelengkapan susunan penyelenggara, anggaran dan aturan.
“Untuk anggaran KPU sudah siap Rp 30,3 miliar. Penggunaannya sangat transparan, jadi masyarakat bisa ikut mengawasinya,” katanya.
Pada event ini, KPU mengenalkan maskot dan jinggle pilkada 2020. Jinggle berjudul “Purbalingga Memilih” ciptaan Emirul Fajri. Sedangkan maskot berupa Sapu Sorgum ciptaan Ridhani Pangestu.
Hadir pada kesempatan itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, Forkopimda, Komisioner KPU Jawa Tengah, Komisioner KPU Purbalingga dan tetangga, Bawaslu Purbalingga, pimpinan partai politik dan sejumlah lembaga dan organisasi massa. (H82-60)