BIOSKOP Misbar yang berada di Taman Usman Janatin City Park Kabupaten Purbalingga diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diwakili oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Hari Santosa Sungkari, Jumat (6/3). Masyarakat di wilayah Purbalingga kini dapat menyaksikan film maupun berbagai pertunjukan seni di kompleks tersebut.
Manajer Program Bioskop Misbar Purbalingga, Bowo Leksono menyebutkan, bagi pemerintah membangun fasilitas seperti Bioskop Misbar ini merupakan hal mudah. Namun, bagi kalangan pekerja seni, hal tersebut menjadi tantangan.
“Mudah bagi pemerintah untuk membangun, namun yang tidak mudah adalah apa yang harus kita perbuat agar Misbar tetap hidup sebagai ruang kreatif,” kata pria yang juga Direktur Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga ini.
Misbar, kata dia, tidak hanya dikelola oleh komunitas film, akan tetapi juga komunitas kreatif lainnya. Dia pun turut mengajak semua komunitas kreatif untuk untuk berkarya dan diapresiasi di ruang tersebut. Ia juga mengajak masyarakat untuk turut mengapresiasinya agar kota ini bisa hidup.
“Kepada pemerintah, kami malu meminta bila kami tidak berkarya. Kami enggan menghamba bila kami tidak berprestasi, karena itu berilah kami fasilitas jika kami
berkarya dan berprestasi. Maka doakan kami untuk tetap sehat, agar bergembira dalam mengelola bioskop Misbar ini,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hari Santosa Sungkari mengatakan, tidak mudah menerima bantuan pembangunan Misbar dari Menparekraf. Sebab, harus dilakukan riset yang selektif.
“Salah satu yang bobot pertama adalah adanya komunitas perfilman atau seni pertunjukan. Alhamdulillah disini ada CLC. Tanpa mereka bangunan ini tidak ada,” ujarnya.
Ia berharap, dengan adanya Misbar ini dan juga ekonomi kreatif semua, trending topic sosial media yang ada di Purbalingga akan berisi hal-hal yang positif. Tidak ada hoaks, ujaran kebencian dan nyinyir.
“Isinya adalah saya punya kopi baru, saya punya tarian baru, saya musik baru, saya punya lukisan baru,saya punya film baru dari Purbalingga. Tidak ada kata-kata negatif yang ada hanya positif,” katanya.
SDM
Hari menyatakan harapan, untuk menentukan masa depan suatu daerah itu boleh mengangkat sumber daya alam. Tetapi sumber daya alam akan habis maka harus melestarikan, menjaga dan jangan mengambil terlalu banyak atau mengekspoitasi.
“Ambilah secukupnya. Sisanya sumber daya manusia berbentuk ekonomi kreatif kita kembangkan,” tuturnya.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengaku berterimakasih atas bantuan pembangunan Misbar yang diberikan oleh Kemenparekraf, yang saat itu masih dengan lembaga Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
“Ini akan jadi suatu wadah komunitas kreatif yang ada di Purbalingga untuk terus berkarya, berinovasi dan menampilkan hasil karya dalam menghibur masyarakat,” katanya.
Bupati yang juga mewakili komunitas kreatif Purbalingga memohon dukungan arahan, bimbingan dan bantuan. Karena tentunya tidak bisa gerak sendiri dan butuh bantuan pemerintah pusat agar komunitas kreatif bisa berkembang.
Acara peresmian ini juga dimeriahkan pentas kolaborasi “Urup Urip Urup” yang merupakan percampuran pertunjukan tari, musik tradisional, musik modern, teater dan rupa. Disekitar Misbar juga disediakan stand Weekend Market (Pasar UMKM Purbalingga).
Selain itu di Bioskop Misbar ini juga diputar film pendek Peronika, sebuah film karya CLC yang menjadi tonggak karakter di Purbalingga dan Banyumas Raya yang kemudian roh dan semangat karyanya diikuti oleh generasi saat ini.(NS)