PURWOKERTO-Menghadapi libur akhir tahun ini, Kabupaten Banyumas tidak akan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kendati kasus positif Covid-19 dan meninggal terus meningkat.
“Kita sudah punya pengalaman penanganan Covid-19. Sejak awal pak bupati dan DPRD sudah menetapkan pengetatan. Kalau sekarang meledak karena banyak orang tanpa gejala (OTG) yang tidak semua bisa terindentifikasi, meskipun kita aktif memburunya,” kata Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, Senin (7/12).
Pengalaman pengetatannya yang tidak jauh berbeda dengan penerapan PSBB di Banyumas, katanya, seperti pembatasan kegiatan sosial kemasyarakatan yang mengundang kerumuman orang banyak, seperti hajatan, tempat wisata, tempat karaoke dan bioskop masih tutup dan pembatasan jam malam. Satgas akan melakukan operasi masker secara intensif, bahkan ada sanksi.
“Dari awal Banyumas kan sudah ketat dan disiplin menerapkan protokol Covid-19. Bahkan semula daerah lain masuk zona kuning dan merah, kita masih hijau. Sekarang masuk zona merah (meledak) karena banyak OTG yang tidak teridentifikasi dan langsung berkontak dengan banyak orang, terutama yang komorbid. Padahal kita sudah aktif memburu OTG,” tandasnya.
(Baca Juga: Tiap Bulan, Kasus Positif Covid-19 Terus Naik)
Terkait persiapan vaksin massal Covid-19, Wabup mengatakan, saat ini belum ada instruksi dari pemerintah. Namun demikian, pihaknya sudah melaksanakan pelatihan oleh tim medis dari dinas kesehatan.
“Pelatihan sudah kita laksanakan, untuk jatahnya berapa kita belum dapat konfirmasi dari pemerintah. Seperti yang disampaikan pemerintah, kan vaksinnya diutamakan dulu untuk tenaga kesehatan,” katanya.
Hasil rapat bersama bupati dan jajaran dinas kesehatan di Pendapa Sipanji Purwokerto, Senin pagi, katanya, selain untuk tenaga kesehatan, prioritas kedua untuk kalangan komorbid (orang yang rentan dengan penyakit penyerta). Kemudian untuk ASN yang terkait dengan pelayanan yang bertemu banyak orang.
Menurutnya, kasus positif Covid-19 yang masih dirawat sampai Senin (7/12), sampai 745 orang lebih. Dari jumlah itu, 400 orang di antaranya ditangani dengan karantina mandiri dan meninggal sehari kemarin tiga orang. (aw, san-2)