BANYUMAS– Selama kurun periode tahun 2014-2019, dari jumlah 26.580 penderes yang ada di Banyumas tercatat ada 700 kasus kecelakaan penderes. Akibat kecelakaan sebagian penderes meninggal dunia dan cacat seumur hidup.
Hal itu disebutkan Bupati Banyumas, Achmad Husein dalam sambutannya saat memberikan bantuan alat keselamatan penderes di Balai Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Senin (10/2). Ia mengaku sangat prihatin dengan banyaknya petani penderes gula kelapa yang terjatuh.
“Saya sakit kalau dengar penderes jatuh dari pohon. Untuk tanda tangan santunan penderes jatuh itu saya tidak diam saja, tapi sakit betul, seakan akan ikut merasakan. Sehingga saya ingin Penderes selamat dan harus disiplin (menggunakan alat keselamatan),” kata Husein.
Secara rinci Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Banyumas mencatat sejak 2017 hingga Oktober 2019 terdapat 323 kasus kecelakaan penderes terjatuh, 236 penderes cacat dan 87 diantaranya meninggal dunia.
Salurkan Bantuan
Terkait hal itulah, Pemerintah Kabupaten Banyumas terus menyalurkan bantuan bagi penderes gula kelapa melalui alat keselamatan penderes atau ‘safety belt’.
Setelah penderes di Desa Pageraji, Senin (10/2) kemarin juga diberikan bantuan alat keselamatan penderes sebanyak 167 kepada penderes di Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok dan Kedungurang, Kecamatan Gumelar. Bantuan itu merupakan CSR dari Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia.
Bupati meminta penderes benar-benar memanfaatkan bantuan alat keselamatan tersebut. Meski pemakaian alat itu cukup mudah, namun ia tetap menekan adanya pemantauan. Keberadaan tim pemantau diperlukan agar penderes disiplin menggunakan alat keselamatan tersebut.
“Perlu latihan terus menerus untuk memakai alat ini. Ini urusan nyama. Saya jamin alat ini nyaman, saya sudah beli macam macam, tapi ternyata ini yang paling nyaman dan aman. Jangan sampai nanti tidak dipakai,” pesan Bupati kepada para penerima bantuan.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Banyumas Erna Achmad Husain mengatakan pemberian 167 alat keselamatan ini telah dilakukan dengan sistem seleksi. Seleksi tersebut meliputi tingginya angka kecelakaan penderes yang terjatuh dari pohon kelapa.
“167 sabuk pengaman bantuan dari Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia. Dua desa yang penderesnya menerima bantuan memang cukup tinggi angka kecelakaan penderes. Di Desa Kasegeran ada 13 kejadian dan di Desa Kedungurang ada 14 kejadian,” jelasnya. (K37-20)
Diskusi tentang artikel