BANYUMAS– Makin banyaknya kasus pelajar kabur karena terpengaruh komunitas anak jalanan cukup meresahkan warga. Untuk itulah warga hingga pendidik berharap aparat terkait semakin mengintensifkan penertiban terhadap anak jalanan tersebut.
Warga Desa Babakan, Kecamatan Karanglewas, Zaenurrohmah mengaku prihatin dengan semakin banyaknya orang tua yang melaporkan kehilangan anak yang kabur karena diduga ikut terpengaruh komunitas anak jalanan. Apalagi sebagian besar anak yang kabur ikut komunitas anak jalanan ini masih berstatus pelajar SMP/MTs.
“Sudah berulangkali mendengar kasus anak pelajar kabur tidak sekolah dan minggat dari pesantren karena ikut komunitas anak jalanan ini. Kami berharap kejadian ini tidak terus terulang, apalagi ini menimpa generasi-generasi muda,” katanya.
Diungkapkan Zaenurrohmah, ia bersama suami pernah melihat perilaku bebas para anak jalanan yang kebetulan mengikuti kegiatan pengajian di desanya. Meski acara yang diikuti merupakan acara keagamaan, namun sikap dan perilaku yang dilakukan terbilang masih jauh dari etika sosial dan agama.
“Ironis sekali, ketika pengajian telah rampung. Mereka justru tertidur di lapangan hingga pagi. Satu sarung digunakan remaja lelaki dan perempuan. Makanya pagi itu mereka langsung dibubarkan oleh warga dan personel Banser,” katanya.
Warga Desa Kalibagor, Kecamatan Kalibagor, Mulyawan juga mendapati kejadian yang sama usai adanya pengajian di Alun-alun Banyumas bebarapa waktu lalu. Pagi usai pengajian berlangsung, mereka mendapati anak-anak dan remaja jalanan yang menggunakan peci dan sarung dekil.
“Mereka sebagian besar bukan anak-anak lokal dan di sini. Jadi memang keberadaan mereka sangat meresahkan masyarakat. Apalagi sudah berulangkali ada kabar berita tentang orang tua kehilangan anak yang kabur ikut komunitas semacam mereka,” ujarnya.
Warga Pekuncen, Rahmawati juga mengatakan dua hari lalu baru saja ada warga salah satu desa di Kecamatan Pekuncen yang mengaku kehilangan putrinya yang masih pelajar SMP. Setelah dicari dan dilaporkan kepada kepolisian, akhirnya dua anak tersebut ditemukan di Tegal.
“Diketahui saat ditemukan si anak bersama dengan anak-anak jalanan lainnya. Ini sungguh meresahkan karena kasus kaburnya remaja pelajar SMP/MTs di wilayah Banyumas karena ikut komunitas anak jalanan semacam ini sudah berulangkali terjadi,” katanya.(K37-)
Diskusi tentang artikel