Pandemi Covid-19 betul-betul memukul sektor pariwisata. Di Banyumas, seluruh objek wisata terpaksa harus menutup aktivitasnya sejak 16 Maret 2020 lalu. Namun, perlahan-lahan para pelaku dan pengelola objek wisata mulai bangkit.
SALAH satu solusi yang ditawarkan adalah membuat beragam paket virtual tour untuk menarik minat wisatawan tanpa harus berkunjung langsung ke destinasi wisata.
Contoh paket wisata virtual yang telah dibuka yaitu objek wisata Hutan Pinus di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Banyumas. Destinasi yang dikelola Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur ini mulai membuka paket virtual sejak sejak 26 Mei 2020 lalu.
Junior Manajer Bisnis Perum Perhutani KPH Banyumas Timur, Sugito mengatakan, inovasi wisata secara virtual akan dibuka pada tiga destinasi wisata yang dikelola selama masa pandemi Covid-19. Khusus untuk Hutan Pinus Limpakuwus, pengunjung diajak untuk merasakan sensasi hutan pinus di lereng Gunung Slamet secara daring.
“Untuk merasakan sensasi secara virtual, pengunjung dapat memilih tiga paket,” katanya.
Sugito menjelaskan, paket pertama yaitu virtual live digunakan untuk lokasi yang terjangkau sinyal seluler. Paket ini ditonton melalui aplikasi video secara langsung dengan panduan seorang pemandu wisata.
Pemandu tersebut menjelaskan secara detil tentang destinasi tersebut dan mengajak berjalan-jalan di seluruh sudut hutan pinus. Lengkap dengan tampilan beberapa wahana andalan seperti Golden Bridge, trampolin, serta play ground.
Paket kedua, yaitu semi virtual diperuntukkan bagi destinasi yang sulit menerimal sinyal seluler. Pengunjung akan mendapatkan video kondisi lokasi wisata terbaru yang direkam oleh tim dokumentasi.
Harga Paket
“Untuk paket ketiga yaitu paket merchandise. Customer hanya perlu memesan properti atau peralatan yang diinginkan sesuai permintaan. Properti itu difoto, lalu dikirimkan kepada pemesan,” tuturnya.
Sugito menjelaskan, paket tersebut dijual seharga Rp 30 ribu dengan fasilitas tayangan wisata virtual selama 1 jam serta gratis kunjungan faktual setelah objek wisata dibuka setelah diperbolehkan beroperasi oleh pemerintah setempat. Selain itu, 10 persen penjualan tiket virtual tour ini didonasikan untuk penanganan pandemi Covid-19.
Menurut dia, jumlah pengunjung saat peluncuran paket virtual perdana mencapai 40 orang yang mendaftarkan diri. Untuk mencegah kerumunan, pendafatarn juga dilakukan secara virtual melalui media sosial.
“Menjelang transisi new normal ini, kami sudah menyiapkan protokol kesehatan di objek wisata. Ada pembatasan pengunjung, pengecekan kesehatan, physical distancing serta pembayaran non tunai,” tambahnya.
Salah satu peserta wisata virtual, Agung Dharmajaya mengatakan, pengemasan paket virtual tur tersebut harus lebih menarik. Unsur hiburan dapat menjadi salah satu daya tarik.
“Kemasannya harus lebih menghibur dan menarik, jadi tidak sekadar memberikan edukasi kepada pengunjung, tapi juga ada unsur hiburannya,” sarannya. (Nugroho PS-55)