CILACAP – Musim hujan di Kabupaten Cilacap tahun ini diperkirakan akan mundur dalam hitungan dasarian.
Menurut Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, Rendi Krisnawan, awal musim hujan di wilayah tersebut diperkirakan akan berlangsung mulai sekitar akhir bulan Oktober ini. Apabila dihitung normalnya awal musim hujan, itu tergolong mundur.
“Musim hujan di tahun ini memang terjadi kemunduran antara dua hingga tiga dasarian,” kata Rendi Krisnawan saat dikonfirmasi, baru-baru ini.
Dia mengatakan, saat awal musim hujan nanti, curah hujan diperkirakan masih rendah, maksimum antara 10-50 milimeter per dasarian.
Curah hujan, lanjut dia diperkirakan akan normal kembali dalam bulan Desember-Januari-Februari mendatang. “Karena di bulan-bulan itu biasanya merupakan puncak musim hujan,” kata dia.
Kemunduran musim hujan ini, satu di antaranya berpengaruh terhadap dampak kekeringan. Karena secara otomatis musim kemarau menjadi lebih lama.
Apalagi menurut Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, datangnya musim kemarau di Cilacap tahun ini lebih gasik. “Musim kemarau lebih awal terjadi, sedangkan musim hujan nanti mengalami kemunduran sehingga lama musim kemarau jadi bertambah,” kata dia.
Sementara itu, dampak kekeringan di Kabupaten Cilacap hingga saat ini terus meluas. Sejalan dengan itu, kebutuhan warga terdampak akan air bantuan juga semakin bertambah.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy Wijayanto mengatakan, bantuan air yang disalurkan sudah mencapai 704 tangki.
“Air bantuan disalurkan untuk 28.341 keluarga dengan jumlah 82.929 jiwa. Mereka merupakan warga di 83 desa dalam 19 kecamatan yang wilayahnya mengalami kekeringan,” kata Tri Komara Sidhy Wijayanto, Senin (7/10).
Air bantuan itu bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap SKPD/OPD hingga dunia usaha. (tg-60)