PURWOKERTO – Kota Purwokerto pada November 2019 inflasi 0,15 persen karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 134,00 pada Oktober 2019 menjadi 134,20.
Kepala BPS Banyumas, Edy Aprotuwiyono, mengatakan terdapat lima kelompok pengeluaran yang memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Purwokerto.
Yaitu, kelompok bahan makanan memberi andil 0,15 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,31 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,19 persen. Kemudian kelompok sandang memberi andil 0,12 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen.
“Sedangkan dua kelompok pengeluaran lainnya deflasi, yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,05 persen,” katanya.
Menurut dia, terdapat sepuluh komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar selama November 2019. Diantaranya, bawang merah 0,10 persen, daging ayam ras 0,05 persen, telur ayam ras 0,04 persen.
Kemudian, jeruk, upah pembantu rumah tangga dan labu siam/jipang masing-masing memberi andil inflasi 0,03 persen, rokok kretek filter, buncis dan kue basah masing-masing 0,02 persen, serta beras andi l0,01 persen.
Edy Aprotuwiyono mengemukakan, bila dilihat perbandingan inflasi tahunan secara umum, menurut penghitungan inflasi tahun kalender 2019(Januari-November) terjadi inflasi 1,77 persen.
“Ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan 2018 (pada periode yang sama inflasi 2,44 persen),” katanya.
Untuk inflasi year on year, kata dia, pada 2019 sebesar 2,30 persen (lebih rendah dibandingkan dengan 2018 sebesar 3,02 persen).
Kemudian, dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang diamati perkembangan harganya, Inflasi Kota Purwokerto menempati peringkat keenam. Semua kota di Jawa Tengah mengalami inflasi. Inflasi tertinggi ada di Kota Kudus sebesar 0,24 persen. Sedangkan inflasi Jawa Tengah 0,20 persen dan inflasi nasional0,14 persen.(H60-20)