BANYUMAS – Kemarau panjang yang terjadi di wilayah Banyumas berdampak pada menurunnya permintaan benih berbagai jenis cabai serta sayuran lainnya. Bahkan pembudidaya bibit cabai dan sayuran di Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang, Banyumas mengaku selama musim kemarau produksi benih menurun hingga 80 persen.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Limpakuwuh yang juga pelaku budidaya bibit tanaman di Desa Limpakuwus, Judiono mengungkapkan, musim kemarau yang terjadi di tahun ini relatif lebih lama.
Namun demikin, saat ini produksi benih di tempatnya sudah mengalami peningkatan kembali, seiring peningkatan intensitas hujan.
(Baca Juga: Petani Sambut Musim Panen Jagung)
“Saat ini sudah mulai masuk musim hujan. Di wilayah Banyumas sudah mulai sering turun hujan. Alhamdulillah di tempat budidaya benih kami, saat ini sudah mulai banjir pesanan. Bahkan, kami terkadang kuwalahan mencukupi
banyaknya permintaan dari para konsumen,” ungkap Judiono, kemarin.
Menurut dia,setelah sebelumnya pada musim kemarau produksi benih hampir turun sekitar 80 persen, kondisisaat ini produksi sudah sekitar 60 persen. “Sudah mulai ada peningkatan. Semoga kedepan permintaan dari masyarakat terus bertambah, karena dengan turun hujan lahan mereka bisa diolah dan dimanfaatkan kembali,” jelas dia.
Dia menjelaskan, selama musim kemarau, pihaknya tetap memproduksi benih, baik cabai maupun sayuran, namun jumlahnya cukup sedikit, karena minimnya permintaan dari masyarakat.
Diakui, saat musim kemarau panjang, banyak lahan milik para petani, khususnya petani besar mengering, sehingga mereka tidak bisa menanam. Bukan hanya di wilayah Banyumas, kata dia, sejumlah masyarakat dari luar Banyumas yang kerap membeli benih di tempat budidayanya, mengurungkan pembelian.
Wilayah pemasaran benih miliknya, selain di sejumlah wilayah kecamatan di Banyumas, ada juga dari wilayah Purbalingga, Kebumen dan Cilacap. (mar-20)