BANJARNEGARA – Komoditas salak kerap mengalami fluktuasi harga yang sangat signifikan. Harga salak kerap anjlok saat komoditas ini sedang masa panen raya.
Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Banjarnegara, Mohammad Yasin mengatakan, salah satu solusi untuk mengantisipasi jatuhnya harga salak yakni dengan membuat produk olahan. Dengan bahan baku yang melimpah diharapkan olahan salak menjadi jajanan khas yang memiliki nilai jual tinggi.
“Pengolahan salak ini diharapkan dapat memunculkan produk unggulan dan berdampak terhadap meningkatnya perekonomian masyarakat, khususnya pembudi daya salak,” katanya, saat pelatihan industri salak, Jumat (20/9)
Menurutnya, dengan pelatihan ini diharapkan akan menumbuhkan kreativitas petani dan masyarakat di sentra perkebunan salak. Dengan demikian, nilai jual salak akan meningkat dibandingkan dengan dijual dalam bentuk buah segar.
Kepala Seksi Agroindustri, Fajar Maskuri menambahkan pelatihan ini digelar melalui kerja sama dengan Politeknik Banjarnegara. Pelatihan diikuti oleh 10 orang dari pelaku usaha industri salak di Banjarnegara.
Peserta diajarkan teknik membuat sirup, manisan, keripik dan selai berbahan baku salak dengan menggunakan fasilitas dan peralatan di laboratorium program studi Agroteknologi Politeknik Banjarnegara.
“Pengolahannya relatif mudah dan biaya produksinya rendah,” katanya
Dikatakan, Banjarnegara sebagai sentra penghasil salak memiliki peluang besar dalam industri pengolahan salak. Salak dari Banjarnegara sudah dikenal luas dan menjadi identitas. Sehingga, apapun yang berkaitan dengan salak Banjarnegara memiliki nilai promosi yang bagus.
Wakil Bupati Banjarnegara Syamsudin saat menyambangi tempat pelatihan memberikan apresiasi dan motivasi bagi para peserta. Dia berharap usai pelatihan, peserta bisa mengaplikasikannya ilmu yang telah didapat serta sukses dalam usahanya. Lebih dari itu, perlu ada kemauan untuk bermitra dengan pihak mana pun untuk memperluas pangsa pasar.
“Ini merupakan salah satu bentuk produk ekonomi kreatif dengan meningkatkan potensi lokal yang ada,” tuturnya.
Selepas palatihan ini, Wabup meminta Disperidagkop UMKM tetap memberikan bimbingan serta pendampingan bagi peserta. Terutama untuk mengawal dalam mendapatkan sertifikasi dan perizinan produk. (K36-60)