BANYUMAS-Ratusan siswa MTs dan MA Ar Ridlo Pekuncen berdeklarasi
menolak ajakan unjuk rasa yang mengarah pada anarkhi, kekerasan dan
pengerusakan, Senin (30/9) pagi.
Deklarasi itu dibacakan 436 pelajar di kompleks madrasah sekaligus
Pondok Pesantren Roudlotul Ilmi, Desa Kranggan. Dalam deklarasi itu,
pelajar menyatakan diri mendukung Pancasila dan NKRI.
Kepala MA Ar Ridlo, Jamiatun mengatakan deklarasi adalah bentuk respon
banyaknya aksi pelajar yang berujung anarkhi dan pengerusakan. Banyak
pelajar Banyumas juga mendapatkan pesan ajakan aksi turun ke jalan.
Ajakan aksi mengkritisi kinerja wakil rakyat dan pemerintah.
“Kami tetap ingin memastikan siswa kita belajar aman dan nyaman.
Makanya kami imbau mereka untuk tidak terpancing ajakan unjk rasa.
Pasalnya hal itu bisa merugikan diri sendiri bahkan orang lain,”
jelasnya.
Dalam deklarasi tersebut, juga hadir Kepala Polsek Pekuncen, AKP
Susanto beserta jajarannya. Kapolsek berpesan kepada para pelajar untuk
tetap bisa belajar dengan nyaman di madrasah ataupun pesantren. Orang
tua, guru dan masyarakat juga diimbau menjaga kondusivitas lingkungan
masing-masing.
“Semua demi terciptanya keamanan dan kondusivitas lingkungan.Jangan
sampai terpancing oleh isu-isu bisa membawa dampak negatif untuk
semuanya,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, ajakan aksi unjuk rasa melalui media sosial
kepada para pelajar tersebar pekan lalu. Sejumlah orang tua mengetahui
dan memmbenarkan hal tersebut. Ajakan aksi itu ditujukan untuk menolak
penetapan RUU KUHP dan KPK.
“Anak saya juga mendapatkan pesan ajakan untuk unjuk rasa ke turun ke
jalan. Namun kami minta anak saya untuk tidak turun ke jalan. Kami
khawatir jika aksi itu justru berakhir anarkhi,” ujar Mulyawan, orang
tua pelajar.(K37-)