BANYUMAS-Untuk menekan populasi hama tanaman, para petani didorong mengendalikan hama secara terpadu. Hal ini penting agar gagal panen tak terus terjadi.
Pengamat Hama dan Penyakit Tanaman, Kusriyadi mengatakan dari pengamatannya, banyak petani melakukan pengendalian hama penyakit tanaman secara sendiri-sendiri. Akibatnya hal ini pengendalian hama tak maksimal.
“Kalau dilaksanakan secara terpadu, hasilnya pasti lebih optimal. Misalnya sehari, pengendalian serentak dilaksanakan di sejumlah wilayah pertanian. Kami mendukung, gropyokan tikus oleh warga Kranggan yang dilaksanakan serentak waktu lalu,” jelasnya.
Dijelaskan Kusriyadi, selain pengendalian hama terpadu, petani diimbau untuk tanam serentak. Dengan tanam serentak, maka panen serentak bisa dilaksanakan. Dengan panen serentak maka ada jeda tanam untuk petani.
“Jika ada jeda tanam dan panen maka ketersediaan pangan bagi hama bisa berkurang. Dengan inilah populasi hama bisa ditekan,” katanya.
Kepala Desa Kranggan, Kecamatan Pekuncen, Romli Haryadi terus mendorong petani untuk tanam padi serentak. Ia berharap gagal panen selama delapan musim tanam lalu, tidak terjadi lagi. Gropoyokan tikus akan terus dilaksanakan.
“Selama delapan musim, sawah di Desa Kranggan tak bisa optimal menghasilkan padi. Akibat gagal panen tersebut petani mengalami kerugian. Bahkan ada beberapa petani yang mengosongkan lahan sawahnya dari tanaman padi,” katanya.
Sebelumya, gropyokan tikus dilaksanakan serentak oleh ratusan petani dan warga Desa Kranggan. Selain digebuk, petani mengadakan pengomporan gas belerang di lubang yang diduga jadi sarang tikus. Tak sia-sia, dari gropyokan tikus di Dusun Dawuhan itu petani mendapatkan banyak tikus.
“Kami berharap dengan kegiatan ini menjadikan semangat petani kembali tumbuh. Kami terus mendorong petani semakin mengendalikan hama penyakit tanaman bersama dan terpadu,” ujarnya. (K37-)