PURWOKERTO – Masyarakat diminta hati-hati jika ingin bertransaksi melalui layanan media sosial. Baik whatsApp, facebook, instagram, twitter atau lainnya. Jika ingin bertransaksi di kanal media sosial tersebut, harus dilakukan dua kali pertimbangan matang.
Karena, era saat ini kasus penipuan berkedok layanan jual beli melalui jejaring media sosial kian merebak. Kasus penipuan semacam itu marak. Namun banyak pelanggan enggan melaporkan kejadian ke pihak berwajib, sehingga aktivitas penipuan itu masih saja terjadi.
Hal itu disampaikan seorang ahli e-commerce dari Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Muhammad Rosihan saat menjadi salah satu pemateri dalam Talkshow UMKM Go Digital Commerce.
Dia mengatakan itu saat semnar Festival UMKM dan Ekonomi Syariah eks Karesidenan Banyumas (Fesmabi) 2019 yang dihelat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto di Rita SuperMall Purwokerto, Minggu (24/11) siang. Hadir pula sebagai pemateri Claudio Faldo Mancini dari Shopee dan Nur Afni Hidayatun dari Tokopedia.
Lebih lanjut Rosihan menyebutkan, kasus penipuan di jejaring media sosial masih saja terjadi, karena korban enggan melapor, lantaran besaran kerugian biasanya kecil, sehingga lebih memilih mendiamkan. Padahal kejadian itu sebetulnya sangat-sangat merugikan.
“Semua orang bisa membuat akun media sosial dengan berbagai nama akun. Jika sudah terjadi kasus penipuan, tentu bisa saja pelaku memblokir akun itu dan membuatnya kembali untuk mencari korban lain,” ujarnya.
Atas hal itu, sebagai konsumen di era 4.0, patut kiranya lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas, khususnya jual beli online. Karena, kata dia tak bisa dipungkiri, era saat ini semua hal mau tidak mau sudah dimudahkan dengan layanan online.
Masyarakat perlu melakukan telaah mengenai identitas akun media sosial sebelum membeli sesuatu. Mengecek komentar ataupun ulasan dari para pengikut atau follower, agar menjadi salah satu cara mengetahui akun tersebut benar ataupun hanya sebatas kedok penipuan.
“Tak salah jika masyarakat mengecek ulasan identitas akun, serta komentar-komentar yang disampaikan pengikut lain. Itu perlu dilakukan, sebagai pertimbangan jika seseorang ingin melakukan transaksi jual beli. Saat ini masyarakat semakin dimanjakan dengan berbagai kemudahan layanan pesan antar atau layanan online.
Apapun bisa dilakukan serba online. Jika masyarakat tidak mengikuti perkembangan zaman, maka bisa satu dua tahun kedepan sudah semakin ditinggalkan,” tutur dia.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Agus Chusaini menyebutkan, dalam gelaran Fesmabi pihaknya sengaja menyelenggarakan berbagai talkshow yang diperuntukkan bagi UMKM maupun masyarakat.
Agar membuka wawasan mengenai peluang dan tantangan yang dihadapi kedepannya. Khususnya di era digital. “Jika UMKM kita kuat maka Negara kita juga akan kuat secara ekonomi. Dengan ini semoga wawasan para pelaku UMKM dan masyarakat semakin meningkat,” harapnya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan terkait dalam hal layanan perizinan, baik dari pemerintah, bea cukai, BPOM, serta lainnya agar mereka bisa langsung mendapatkan pengarahan dari pihak-pihak terkait.
Tak lupa juga sejumlah perusahaan ecommerce untuk sharing mengenai pengembangan usaha di jejaring online, agar pelaku UMKM dan masyarakat kian familier dengan dunia online, sebagai upaya menjawab tantangan zaman. (mar-20)