BANYUMAS-Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banyumas melaksanakan doa bersama, salat gaib untuk 10 siswa SMP 1 Turi, Sleman yang meninggal dunia dalam tragedi susur sungai. PGRI juga menyatakan sikap solidaritasnya kepada tiga guru pembina pramuka yang kini amankan pihak kepolisian terkait kasus tersebut.
Salat gaib dilaksanakan di Masjid At Taqwa, Ajibarang, dan doa bersama juga dilaksanakan kembali dalam rapat sosialisasi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PGRI di Kantor Dinas Pendidikan Korwilcam Cilongok, Jumat (28/2) siang.
Pengurus PGRI Ajibarang, Kusnaini Ahmad mengatakan sebagai pendidik dan elemen PGRI menyatakan sikap belasungkawa atas meninggalnya 10 siswa SMP 1 Turi. Pihaknya mendoakan agar para korban khusnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan semakin tabah.
“Ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak terutama pendidik.Ini merupakan musibah bersama dan semoga ke depan tigk terulang kembali. Kita berdoa agar para korban bisa diterima di sisi Nya dan keluarga tabah menerima musibah ini,” katanya.
Terhadap tiga guru pembina pramuka yang kini ditahan kepolisian terkait kasus tersebut, Kusnaini dan rekan guru lainnya merasa prihatin. Sebagai satu korps guru, pihaknya tetap memberikan dukungan pada tiga guru tersebut untuk bisa tabah menjalani proses hukum terkait hal tersebut.
“Pastinya kejadian ini tidaklah disengaja dan musibah ini memang di luar rencana dan kuasa manusia. Untuk itulah kita berikan dukungan solidaritas kepada tiga orang guru tersebut dan meminta aparat hukum bisa menegakan hukum sesuai porsinya,” jelasnya.
Tegakkan Sesuai Porsi
Wakil Ketua PGRI Kabupaten Banyumas, Sarno mengatakan pihak PGRI Banyumas juga menyatakan belasungkawa terhadap meninggalnya 10 siswa saat musibah susur sungai tersebut. Ini menjadi pembelajaran bagi para guru untuk ke depan semakin cermat memperhatikan faktor alam saat menyusun program kerja yang melibatkan siswa.
“Semoga tidak terulang lagi dan ini merupakan bencana bagi dunia pendidikan kita. Kita semua berharap hal ini tidak terulang kembali,” jelasnya.
Sesuai dengan instruksi dan arahan dari Pengurus Besar PGRI, PGRI Banyumas juga turut serta memberikan dukungan solidaritas tiga rekan guru pembina pramuka yang kini sedang diproses hukum oleh kepolisian. Pihaknya mendorong guru tersebut tetap menjalani segala proses hukum sebagaimana mestinya.
“Namun kami juga meminta kepada aparat hukum untuk bisa bersikap manusiawi memperlakukan mereka. Kami sangat menyayangkan ketika melihat mereka yang belum dinyatakan bersalah, namun telah memakai baju kuning, gundul dan tak beralas kaki,” ujarnya. (K37-)