BANYUMAS-Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharapkan dapat turut serta menjadi bagian lembaga yang membangun ekonomi kerakyatan di desa. Kolaborasi SMK dan masyarakat desa diharapkan dapat menghasilkan kerjasama saling menguntungkan.
Hal itu disampaikan Kasi Evaluasi Subdit Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Abdul Haris saat pelatihan guru SMK di SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang, Jumat (28/2).
“Yang menarik saat ini adalah SMK Mbangun Desa. Ini menjadi bagian memaksimalkan kontribusi SMK dalam membangun ekonomi kerakyatan. Jadi ada kerjasama antara SMK baik guru siswa dan masyarakat untuk saling membantu. Produk-produk yang dihasilkannyapun baik barang atau jasa berasal dari kolaborasi dua pihak tersebut,” katanya.
Dijelaskan Abdul Haris, SMK Mbangun Desa ini bisa dilaksanakan dengan memanfaatkan kompetensi yang ada di SMK masing-masing. Dengan SMK Mbangun Desa inilah, masyarakat sekitar SMK bisa mendapatkan pelatihan vokasi. Sementara SMK juga mendapatkan keuntungan lainnya dari masyarakat.
“Misalkan di sini ada permesinan, anak-anak dan guru dan stakeholder ikut andil melatih masyaraka sekitar. Jadi ekonomi masyarakat berkembang. Sementara masyarakat bisa mengawasi dan mengawal program ini agar bisa berjalan semestinya,” katanya.
Tak Tergantung Dana Pemerintah
Dengan adanya ‘SMK Mbangun Desa’ inilah, pemerintah semakin terbantu oleh lembaga pendidikan. Apalagi kegiatan ini tidak tergantung dengan dana pemerintah. Padahal sebagaimana diketahui saat ini juga masih ada program revitalisasi SMK.
“SMK Mbangun Desa ini kita bersama Pak Marlock, pegiat yang konsern membangun SMK dengan menggandeng banyak pihak. Untuk yang sudah berjalan adalah di SMK SMK Muhammadiyah Sukoharjo, SMK 1 Tengara, SMK Munadi Ungar dan beberapa SMK lain di luar Pulau Jawa,” katanya.
Kepala SMK Muhammadiyah 2 Ajibarang, Budi Krisnandio menyambut baik adanya program SMK Mbangun Desa yang telah berjalan di sejumlah SMK di Jawa dan luar Jawa. Saat inipun pihaknya terus melaksanakan kegiatan kolaborasi kewirausahaan antara sekolah dan masyarakat meski masih bersifat berkala.
“Untuk sementara ini memang masih bersifat berkala artinya belum rutin. Ke depan, kerjsama antara masyarakat desa dan sekolah akan ditingkatkan. Sehingga masyarakat, siswa dan sekolah bisa mendapatkan efek ekonomi dan pembelajaran kewirausahaan yang makin nyata,” katanya.(K37-)
Diskusi tentang artikel