Suara Banyumas - Berita Terbaru Seputar Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya
  • Topik
  • Banyumasiana
  • Tren Digital
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
SUARA BANYUMAS
  • Topik
  • Banyumasiana
  • Tren Digital
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Suara Banyumas - Berita Terbaru Seputar Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Beranda Banyumasiana Banyumas

Regenerasi Lengger di Tengah Gempuran Kapitalisasi Terus Berjalan…

Sabtu, 12 Oktober 2019
Topik Banyumas
A A
BERLATIH: Anak-anak di Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati, berlatih tari lengger beberapa waktu lalu.

BERLATIH: Anak-anak di Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati, berlatih tari lengger beberapa waktu lalu.

 

Di Gerduren, di masa lampau tahun 1970-1980an konon terkenal satu keluarga lengger. Dipercaya hingga saat ini dari keluarga inilah penari lengger turun temurun dilahirkan. Disebutlah keluarga itu sebagai keluarga Sandikin.

“Tak hanya saat ia hidup, dia sangat mencintai lengger. Saat meninggal tahun 1980an, dia dikuburkan secara legendaris. Ia dikuburkan dengan iringan calung dengan tembang ‘Sekar Gadhung’,” ujar Bambang Suharsono, yang juga mantan ketua Kelompok Masyarakat Adat Gerduren.

BacaJuga

Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Perkuat Wawasan Nasionalisme Masyarakat Banyumas

Ansor Banyumas Siap Wujudkan Pusat Ketahanan Pangan dan Kaderisasi

Namun dinyatakan Bambang, tidak seluruh keluarga Sandikin meneruskan kiprah mereka. Apalagi berbeda dengan masa lampau, kesenian lengger saat ini tak dapat menghidupi para seniman. Pergeseran nilai dan kekerabatan kelompok legger juga memengaruhi keberadaan kelompok seni lengger. Kapitalisasi lengger menjadi sumber keretakan kekerabatan kelompok lengger.

“Dulu seberapan hasil dari pentas lengger dinikmati danditerima secara ikhlas karena satu keluarga. SEkarang perbedaan penghasilan bisa menjadi kecemburuan, sehingga ini sangat kontraproduktif bagi keberlangsungan kelompok lengger. Karena itulah memang ada pembenahan manajemen,” katanya.

Untung, kata Bambang, sekarang ini upaya pelestarian lengger terus dilaksanakan oleh berbagai pihak. Selain dukungan dari pemerintah pusat termasuk dari Program Desa Adat beberapa tahun silam, saat ini regenerasi penari lengger dan karawitan ini juga terus dilaksanakan. Pemerintah desa saat ini sedang merintis lagi pelatihan tari lengger untuk anak-anak sekolah dasar.

Dengan memberdayakan warga lokal yang merupakan penari lengger dan penabuh calung, pihaknya secara rutin menggelar pelatihan untuk anak-anak di desa setempat.

“Kami tidak ingin regenerasi penari lengger ini terputus. Apalagi Desa Gerduren merupakan desa yang menjadi pusat lengger di masa lalu hingga sekarang,” katanya.

Bambang mengatakan selain lengger, di desa setempat juga terdapat sejumlah bentuk seni budaya yang lainnya termasuk sintren. Pembuat calung, pengendang hingga penari berbakat banyak juga terdapat di desa ini.

“Makanya selain penari lengger, pihaknya juga mendorong regenerasi pengendang, hingga penabuh gamelan ataupun calung,” jelasnya.(Susanto-)

Bagikan44BagikanPinBagikanBagikanKirim
Sebelumnya

Digempur Kesenian Modern, Lengger Makin Tersisih…

Selanjutnya

Wilayah Terdampak Kekeringan di Cilacap Terus Bertambah

Artikel Lainnya

Dorong Efisiensi dan Ketahanan Pangan, Dinakkan Banyumas Gelar Bintek Pemanfaatan Eco Rabal untuk Usaha Budidaya Ikan

Warga Desa Sikapat Gelar Aksi Tolak Hasil Seleksi P3D

Sorotan

Pilihan

Banyumasiana

Cerita & Jelajah

Topik

Serba - Serbi

Tren Digital

Inovasi & Teknologi
  • Profil
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Ketentun
DMCA.com Protection Status
©2025 Suara Banyumas

Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
  • Topik
  • Banyumasiana
  • Tren Digital
  • Pilihan

© 2025 Suara Banyumas

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In