Di Gerduren, di masa lampau tahun 1970-1980an konon terkenal satu keluarga lengger. Dipercaya hingga saat ini dari keluarga inilah penari lengger turun temurun dilahirkan. Disebutlah keluarga itu sebagai keluarga Sandikin.
“Tak hanya saat ia hidup, dia sangat mencintai lengger. Saat meninggal tahun 1980an, dia dikuburkan secara legendaris. Ia dikuburkan dengan iringan calung dengan tembang ‘Sekar Gadhung’,” ujar Bambang Suharsono, yang juga mantan ketua Kelompok Masyarakat Adat Gerduren.
Namun dinyatakan Bambang, tidak seluruh keluarga Sandikin meneruskan kiprah mereka. Apalagi berbeda dengan masa lampau, kesenian lengger saat ini tak dapat menghidupi para seniman. Pergeseran nilai dan kekerabatan kelompok legger juga memengaruhi keberadaan kelompok seni lengger. Kapitalisasi lengger menjadi sumber keretakan kekerabatan kelompok lengger.
“Dulu seberapan hasil dari pentas lengger dinikmati danditerima secara ikhlas karena satu keluarga. SEkarang perbedaan penghasilan bisa menjadi kecemburuan, sehingga ini sangat kontraproduktif bagi keberlangsungan kelompok lengger. Karena itulah memang ada pembenahan manajemen,” katanya.
Untung, kata Bambang, sekarang ini upaya pelestarian lengger terus dilaksanakan oleh berbagai pihak. Selain dukungan dari pemerintah pusat termasuk dari Program Desa Adat beberapa tahun silam, saat ini regenerasi penari lengger dan karawitan ini juga terus dilaksanakan. Pemerintah desa saat ini sedang merintis lagi pelatihan tari lengger untuk anak-anak sekolah dasar.
Dengan memberdayakan warga lokal yang merupakan penari lengger dan penabuh calung, pihaknya secara rutin menggelar pelatihan untuk anak-anak di desa setempat.
“Kami tidak ingin regenerasi penari lengger ini terputus. Apalagi Desa Gerduren merupakan desa yang menjadi pusat lengger di masa lalu hingga sekarang,” katanya.
Bambang mengatakan selain lengger, di desa setempat juga terdapat sejumlah bentuk seni budaya yang lainnya termasuk sintren. Pembuat calung, pengendang hingga penari berbakat banyak juga terdapat di desa ini.
“Makanya selain penari lengger, pihaknya juga mendorong regenerasi pengendang, hingga penabuh gamelan ataupun calung,” jelasnya.(Susanto-)