PURBALINGGA – Sejumlah sekolah di Kabupaten Purbalingga mulai melakukan pembelajaran tatap muka. Antara lain SMA 1 Purbalingga, SMK 1 Bukateja, SMK Jawa Tengah dan SMK YPT 1.
Waka Sarana Prasarana SMA 1 Purbalingga, Muhammad Syaifudin, Jumat (13/11) mengatakan, simulasi tatap muka di sekolahnya dilakukan berdasarkan penunjukan dari Cabang Dinas Pendidikan 9 Jawa Tengah.
“Simulasi diikuti 6 kelas, masing-masing kelas terdiri dari 12 siswa. Seharusnya tatap muka diikuti 72 siswa, tetapi ada 3 siswa yang tidak hadir, jadi hari ini yang berangkat 69 siswa,” katanya.
(Baca Juga : Uji Coba Tatap Muka, Siswa Masuk Dua Kali Sepekan)
Seluruh sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk penerapan protokol kesehatan dipersiapkan semaksimal mungkin. Termasuk mendesain jalur masuk kedatangan dan pulang bagi warga sekolah. Setelah proses pembelajaran tatap muka, ruang jelas yang digunakan disemprot disinfektan.
“Setiap hari, sekolah yang ada kegiatan pembelajaran tatap muka akan dilaporkan ke Tim Gugus Tugas Kabupaten Purbalingga, dan juga ke Dindikbud Jateng. Tindak lanjut ke depan tergantung bagaimananya saat simulasi tatap muka,” katanya
Simulasi
Kepala SMK Jateng, Kurniawan Basuki mengatakan, pembelajaran tatap muka di sekolahnya dilaksanakan sejak dua pekan lalu. Guna memastikan proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah tetap aman, pihaknya memberlakukan protokol kesehatan yang ketat kepada seluruh siswa dan guru.
“Semua siswa wajib cuci tangan sebelum masuk ruang kelas dan mengguakan masker serta pelindung wajah. Tempat duduk siswa juga diberi jarak aman,” katanya.
Guna memastikan seluruh siswa dan guru aman dari terpapar virus Covid-19, pihaknya melakukan tes swab massal sebelum sistem pembelajaran tatap muka dilakukan. Setidaknya 120 siswa sudah dites swab dan hasilnya negatif semua.
(Baca Juga : Ujicoba PTM Berlakukan Protokol Kesehatan Covid-19 Ketat)
Kepala SMK YPT 1, Saryono mengatakan, pembelajaran tatap muka di sekolahnya sudah melalui prosedur yang berlaku. Pihak Gugus Tugas Covid-19 telah melakukan survei kesiapan.
“Ada beberapa pertimbangan. Antara lain, persebaran siswa yang majemuk, terkendala sinyal, tidak semua fasilitas memadai dan banyak materi praktikum juga tidak bisa lakukan secara daring,” katanya.
Tatap muka itu difokuskan ke siswa kelas 2 dan 3 dimana banyak pelajaran praktik. Dalam melaksanakan simulasi tatap muka, pihak selah menganjurkan siswa untuk membawa kendaraan pribadi. (ri-4)