BANYUMAS – Sejumlah warga di wilayah rawan krisis air wilayah Kabupaten Banyumas bagian barat masih mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah atau instansi lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasalnya hingga September ini, debit air semakin menurun.
Warga Dusun Ciwera, Desa Kedungurang, Kecamatan Gumelar, Nani Setyawati mengatakan beberapa waktu lalu, wilayah tempat tinggalnya juga telah mendapatkan kiriman air bersih dari tangki milik pemerintah.
Ia mengakui jika selama kemarau beberapa bulan terakhir, debit air di mata air dan sumur di wilayah tersebut menurun bahkan mengering.
“Makanya datangnya bantuan air bersih ini memang sangat membantu kami. Sayangnya, memang bantuan air bersih ini tidak bisa setiap hari sebagaimana diharapkan warga,” katanya.
Selain di wilayah Kecamatan Gumelar, krisis air bersih juga melanda di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Cilongok dan Karanglewas. Di wilayah Kecamatan Cilongok, wilayah yang mengalami krisis air hampir tiap tahun adalah Desa Sudimara, Kasegera, Jatisaba dan Panusupan. Sementara di wilayah Kecamatan Karanglewas, wilayah krisis air berada di sebagian Desa Tamansari dan Desa Kediri.
Dari pantauan suarabanyumas.com beberapa bulan terakhir, wilayah-wilayah krisis air tersebut telah rutin mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah daerah, instansi, CSR perusahaan, kepolisian dan sebagainya. Pemerintah desa setempat juga tak tinggal diam menghadapi krisis air bersih tersebut.
Perangkat Desa Kediri, Kecamatan Karanglewas, Sumarso mengatakan pihaknya juga telah mencarikan solusi terkait dengan kondisi krisis air bersih yang mendera salah satu dusun desa setempat. Wacana pengadaan instalasi air bersih juga sempat muncul di forum desa, namun demikian masih terus dikaji, wilayah yang nantinya menjadi sumber air tersebut.
“Kondisi geografis wilayah krisis air bersih ini memang berada di wilayah perbukitan. Jadi untuk sumber air juga sangat minim, ini juga yang saat ini menjadi kendala,” katanya.
Sementara itu warga yang tinggal di wilayah dekat Sungai Tajum, di Desa Kracak dan Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang juga mulai memanfaatkan ceruk-ceruk buatan menjadi sumber air bersih.
Di tengah menurunnya aliran Sungai Tajum, warga membuat ceruk atau sumur-sumur kecil untuk merembeskan dan menampung air. Mereka memanfaatkan sumber air di aliran sungai yang mengering itu untuk mandi dan mencuci.(K37-20)