BANYUMAS-Untuk menuntaskan masalah sosial termasuk anak yatim dan terlantar sangat diperlukan sinergi peran antar lembaga pendidikan formal dan non formal yaitu sekolah dan pesantren.
Hal itu disampaikan Ketua Yayasan Mukti Khoiriyah, Muhammad Khoeroni Rosyid usai acara pemberian santunan kepaa yatim piatu di Ponpes Darul Muhajirin, Desa Pandansari, Kecamatan Ajibarang, Sabtu (21/9). Khoeroni mendorong di samping kepedulian masyarakat, peran lembaga pendidikan formal maupun nonformal sangat diperlukan bagi anak yatim piatu dan terlantar.
“Kewajiban kepada mereka ini tidak hanya sebatas menyantuni saja, melainkan seluruh hajat hidup dan pendidikan mereka. Untuk itulah kerjasama semua pihak untuk bisa mengasuh anak yatim piatu agar bisa diasuh menjadi santri sekaligus siswa sekolah atau madrasah sangat diperlukan,” jelasnya.
Ketua Unit Majelis Peduli Anak Yatim, Piatu dan Dhuafa “Al Ikhlas” Yayasan Mukti Khoiriyah, Yuni Hastanto juga mengatakan santunan kepada anak yatim termasuk di Bulan Muharam merupakan wujud kepedulian terhadap anak-anak yatim. Iapun yakin ke depan akan semakin banyak warga masyarakat yang peduli terhadap keberlanjutan program santri asuh ini.
“Kami berharap apa yang dilaksanakan yayasan ini dengan dukungan material spiritual semua pihak, bisa menjadi ladang amal bagi kami untuk bisa terus mendampingi pengasuhan dan pendidikan bagi anak-anak yatim yang ada ini” katanya.
Ia juga sangat mendukung program santri asuh yang juga turut disekolahkan di sekolah formal. Pasalnya selama ini, lanjutnya, anak yatim piatu dan dhuafa hanya diberikan santunan saja. Namun kurang diperhatikan dalam hal pendidikan. Akibatnya, banyak anak yatim piatu atau dhuafa yang putus sekolah.
“Tahun ini kami mengajukan agar para anak-anak Yatim Piatu dan Dhuafa itu menetap di Pondok Pesantren Darul Muhajirin yang diasuh Rama Kyai Kholid Abdul Rosyid ini. Untuk hidup, sekolah dan segala hal lainnya yayasan yang akan menanggung,” jelasnya.
(K37-)