PURWOKERTO– Pemkab Banyumas baru saja membuka Wisata Suamiku yaitu Sungai Indah Ekonomi Harapanku. Wisata pendidikan berbasis lingkungan ini berlokasi di Taman Edukasi Sumber Daya Air (Tesda) tepatnya di bantaran Sungai Kranji atau di bawah jembatan Bung Karno Purwokerto.
Destinasi wisata pendidikan berbasis lingkungan menjadi bagian sarana pemberdayaan masyarakat sekitar. Pengelola wisata Suamiku adalah oleh Forum Masyarakat Peduli Sungai. (Formaspesung).
“Ini memang akan kami kembangkan benar-benar menjadi seperti namanya, Taman Edukasi Sumber Daya Air (Tesda),” kata Bupati Achmad Husein usai meresmikan Sekolah
Sungai ‘Suamiku’ di kompleks Tesda tersebut, Sabtu (13/3/2021). Pengembangannya, kata dia, dimulai dengan disiapkan sekolah sungai, yang direncanakan bakal mulai dua pekan mendatang. Masyarakat bisa belajar tentang berbagai masalah air dan sungai di lokasi tersebut.
“Di bantaran Sungai Kranji ini nanti juga akan kami programkan rumah-rumah di sekitar sini menghadap ke sungai, sehingga sepanjang bantaran ini ada jogging track sampai 3 kilometer, sehingga masyarakat bisa melakukan jalan pagi sambil belajar tentang air,” terang Husein.
(Baca Juga : Sampah Ancam Kelestarian Sungai dan Fungsi Irigasi )
Untuk mendukung wisata edukasia itu, di sepanjang bantaran sungai juga bakal dibangun jogging track, untuk sarana olah raga. Panjangannya sampai 3 km tembus Sawangan. Pariwisata air, lanjut Husein, dimulai dari wisata air ikan.
“Barusan ditebar sekitar 6 ribu bibit ikan, targetnya sampai 100 ribu. Ini supaya ada manfaat ekonomi untuk waraga sekitar Tesda. Untuk keamanannya nanti dijaga oleh warga, dan sanksinya dari warga sendiri kalau ada yang jahi. Nanti juga kami bantu dengan SCTV,” ujarnya.
Dua Bulan Panen
Menurut Bupati, setelah dua bulan panen, selanjutnya harus ditebar benih ikan lagi. Masyarakat bisa menambah bibit sendiri, tidak lagi menggantungkan dari bantuan pemkab.
“Jangan setiap saat harus disuplai oleh pemerintah, masyarakat sendiri yang harus bisa menambah sendiri seperti yang ada di Yogyakarta seperti itu. Kita harus bisa belajar manajemen dari yang ada di Yogyakarta,” katanya mencontohkan.
(Baca Juga : Jalan Gerilya-Jensoed Masih Butuh Rp 45 Miliar )
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemkab Banyumas, Irawadi mengatakan, wisata ini ke depannya dirancang bisa seperti tagline ‘Suamiku’. Bahkan ini disiapkan untuk destinasi wisata pendidikan berbasis lingkungan pertama di Purwokerto.
“Di antaranya ini ditunjang dengan sekolah sungai. Ini sekolah non formal yang mendidik dari anak-anak (TK) sampai orang tua. Kalau anak-anak dikenalkan seperti sungai yang bersih seperti apa, jangan membuang sampah di sungai. Untuk orang tua, ya sampai ke penelusuran sungai, siapa tahu ada pembendungan alamiah, yang bisa menyebabkan banjir,” terangnya.
Dia mengatakan, anggaran yang sudah dikeluarkan untuk pembangunan Tesda dan pembebasan tanah untuk Jembatan Bung Karno mencapai Rp 5 miliar. Untuk pengembangan ke depan bersifat fungsional, dan menunggu penyelesaian pembangunan kawasan Kota Satelit (kota baru), menghubungkan Jl Gerilya-Soedirman melalui Jembatan Bung Karno. Sebagian besar dianggarkan dari APBN.
Kepala Sekolah Sungai ‘Suamiku’; Bambang Prasetyo Karyanto menerangkan, tahap awal yang akan kembangkan pemberdayaan masyarakat, mengajarkan pengetahuan sungai dan dokumentasi sungai.
Sekolah ini, kata dia, dirancang untuk mendekatkan dan mencitai sungai. Minimal bisa melestarikan lingkungan, khususnya di daerah aliran sungai (DAS) dan bantaran sungai. Utamanya Sungai Kranji. Supaya ke depan ada timbal-balik dari masyarakat untuk bisa mengambil keputusan yang rasional dan tanggung jawab terkait lingkungan.
“Taget peserta didik dari TK-SLTA dan semua komunitas yang terkait dengan kelestarian alam, khususnya DAS. Mata kegiatan besar fokus ke pemberdayaan masyarakat, ekonomi kreatif, mitigasi bencana, pengelolaan dan pemanfaatan sampah, limbah sungai,” terangnya. (aw-3)