PURWOKERTO – PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region IV, memastikan ketersediaan dan penyaluran gas elpiji, khususnya gas elpiji 3 kg (subsidi) di wilayah Banyumas aman dan cukup.
Pejabatan Sementara (PJs) General Manager Pertamina MOR IV, Teuku Johan Miftah mengatakan, Pertamina memprediksi peningkatan konsumsi sebesar 2% selama Ramadhan dan menjelang hari raya Idulfitri nanti.
“Rata-rata harian normal penyaluran LPG saat ini di Banyumas berkisar di angka 159 MT (Metric Ton) dan akan naik menjadi 163 MT. Jumlah tersebut tidak berbeda jauh dari Ramadan dan Idul Fitri tahun 2019 yang berkisar di angka 160 MT per hari,” kata Johan, Selasa (19/5).
Menurutnya, untuk stok elpiji yang berada di Fuel Terminal Pertamina saat ini dalam kondisi aman sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat hari raya nanti.
Mengantisipasi jika terjadi lonjakan permintaan elpiji khususnya ukuran 3 kg bersubsidi (PSO), katanya, masyarakat diminta untuk tetap patuh pada aturan yang telah ditetapkan dan tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan elpiji.
“Jika nantinya terjadi lonjakan permintaan elpiji 3 kg bersubsidi, maka Pertamina bersama pemerintah daerah dan instansi terkait akan berkoordinasi untuk mengalokasikan pasokan tambahan dengan tidak mengurangi jumlah kuota yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat,” katanya.
Masyarakat Miskin
Johan mengatakan, elpiji 3 kg hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin atau tidak mampu sehingga Pertamina berharap kepada warga masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi yang baik dapat menggunakan elpiji non subsidi yaitu varian bright gas.
Saat ini di wilayah Banyumas, lata dia, memiliki lebih dari 1.136 pangkalan elpiji. Harga Eceran Tertinggi elpiji 3 kg bersubsidi per tabung sesuai aturan Pemerintah daerah adalah sebesar Rp 15.500.
Harga tersebut diperuntukkan bagi agen dan pangkalan yang berada di wilayah dalam radius penyaluran Stasiun Pusat Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE). Sedangkan wilayah yang berada jauh dari SPPBE akan ditambah dengan ongkos distribusi.
Namun harganya, tandas dia, tidak lebih dari Rp 17.000 per tabung. Bila terdapat pangkalan Pertamina yang menjual di atas harga HET maka konsumen dapat melaporkannya ke aparat setempat atau melalui kontak Pertamina 135. (G22-1)