CILACAP – Keberadaan tanggul jebol dan kritis, yang disebut menjadi pemicu terjadinya luapan banjir Sungai Cijalu di Dusun Rawajaya dan Bangunsari, Desa Pahonjean, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, langsung menjadi perhatian warga.
Ratusan warga di sana, langsung berbenah memperbaiki, guna mengantisipasi terjadinya bencana susulan. Penanganan tanggul jebol sudah mulai dilakukan warga setempat, sejak Senin (9/3) pagi.
Penanganan bersifat darurat, dengan dibantu sejumlah pihak. Masing-masing dari unsur perangkat desa, Koramil 13 Majenang, PSDA, UPT BPBD Majenang dan pihak terkait. Penanganan darurat berupa pembuatan fondasi penguat menggunakan kandi bantuan.
Kandi lebih dulu diisi dengan tanah, tak jauh dari kompleks permukiman warga. Di sela-sela pengerjaan, sejumlah kandi yang sudah berisi tanah diusung menggunakan gerobak. Satu sopir menarik, sejumlah lainnya menyokong tenaga dengan mendorong.
Di lokasi tanggul jebol, sejumlah personel kebagian membongkar muatan. Satu persatu, kandi-kandi tanah itu diangkat, lalu ditumpuk rapi di atas tanggul jebol. Lelehan keringat di dahi, menghiasi teriknya cuaca pada siang itu.
Rancah Bambu
Supaya lebih kuat, susunan kandi tersebut ditanami rancah bambu. Satu harapan mereka, menancapnya potongan-potongan bambu basah itu menjadi jeratan kawat beronjong yang melindungi fondasi susunan kandi.
Kalau sudah demikian, derasnya arus Sungai Cijalu diharapkan tetap tertahan, sehingga tidak lagi meluap. Genangan air keruh bercampur lumpur luapan sungai yang sempat melanda Minggu (8/3) malam, juga diharapkan tidak terulang.
Kadus 13 Desa Pahonjean, Rohman mengatakan, luapan Sungai Cijalu dirasa sudah mengkhawatirkan warga. Mengingat, laju luapan tergolong deras dan masuk permukiman penduduk di sana.
Peristiwa yang berlangsung malam, membuat warga terdampak sempat dibuat panik. Walaupun, kejadian itu sudah terjadi hampir saban musim hujan.
”Sebelumnya, di musim hujan ini juga pernah terjadi, tapi relatif kecil. Tapi untuk yang Minggu malam itu, luapannya cukup besar. Saya juga mengumumkan di mushala, saat debit air tinggi dan warga diimbau waspada, saat itu,” kata Rohman kepada SuaraBanyumas, di sela-sela kerja bakti.
Kerja bakti juga diandalkan dalam penanganan dampak longsor di sejumlah titik. Timbunan longsor yang menutup jalan di Desa Cigintung, Kecamatan Wanareja dan Cibeunying, Majenang, tuntas dikerjakan melalui kerja bakti warga bersama pihak terkait.
“Melalui kerja bakti, ruas jalan yang tertutup longsoran sudah bisa dilewati kendaraan,” kata petugas UPT BPBD Majenang, Muhadi.
Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Priyono mengapresiasi sikap tanggap warga terdampak bencana itu. Pihaknya mengaku terbantu dalam proses penanganan, hingga antisipasi bencana, ke depannya. (tg- 52)