PURWOKERTO – Tiga pasien positif Covid-19 di Kabupaten Banyumas dinyatakan sembuh setelah hasil swabnya negatif.
“Ada informasi baru ada tiga pasien yang dinyatakan sembuh. Hasil tes swabnya dua kali negatif. Ketiga pasien itu sudah bisa pulang,” kata Bupati Banyumas, Achmad Husein, Kamis (7/5).
Menurut dia, tiga pasien tersebut merupakan warga Kelurahan Kober, Kecamatan Purwokerto. Pasien itu merupakan mantan peserta Ijtima Ulama Dunia 2020 di Gowa.
Kemudian, warga Desa Kedungwringin, Kecamatan Jatilawang merupakan ibu hamil, dan pasien ketiga adalah perawat rumah sakit warga Desa Kedunggede, Kecamatan Banyumas.
“Kami mohon masyarakat dapat menerimanya dengan baik, karena mereka sudah sembuh,” katanya.
Dengan perkembangan ini, jumlah pasein positif Covid-19 di Banyumas yang dinyatakan sembuh sebanyak 8 orang. Sedangkan, pasien yang masih menjalani perawatan sampai dengan Kamis (7/5) sebanyak 34 orang.
Pemerintah Kabupaten Banyumas juga terus melakukan langkah strategis dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19. Diantaranya melakukan penjagaan perbatasan masuk Banyumas.
Memperketat Akses
Petugas Pos Perbatasan melibatkan petugas gabungan, seperti Polri, TNI, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan dengan dibantu oleh Pramuka Peduli. Petugas memperketat akses jalan masuk Banyumas yang melalui jalan utama maupun jalan alternatif.
Selama 24 jam, seluruh kendaraan yang melintas akan diperiksa dengan rekayasa lalu lintas, sehingga tidak ada yang lolos tanpa pemeriksaan. Setiap penunpang diukur suhu tubuhnya dan kendaraan disemprot disinfektan.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas Agus Nur Hadie, mengatakan telah menyiapkan 4 pos penyekatan di jalur masuk Banyumas. Pos ini didirikan di Tambak, Sokaraja, Wangon dan Ajibarang. Setiap posko dijaga selama 24 jam dengan petugas yang dibagi dalam 3 shif.
Dengan didukung oleh Polresta Banyumas, Dishub melakukan koordinasi dengan Gugus Tugas tingkat kecamatan dan desa untuk memonitor jalur tikus atau jalur alternatif yang ditengarai bisa dipakai pemudik masuk ke Kabupaten Banyumas.
Mereka diminta melarang mobil travel atau mobil dari luar kota melewati jalur tikus, dan diminta putar balik untuk masuk, melalui posko perbatasan yang dijaga oleh petugas gabungan agar terpantau.
Selain penjagaan perbatasan orang yang masuk Banyumas, mereka juga diwajibkan memakai masker. Bagi mereka yang tidak menggunakan masker diperintahkan berbalik arah. Dengan adanya pos ini, Agus memastikan pengawasan di semua titik perbatasan semakin ketat.
Selain itu, Pemkab Banyumas juga menyediakan tempat karantina massal di Gelanggang Olah Raga (GOR) Satria Purwokerto. Tempat tersebut difungsikan seperti bangsal, namun setiap tempat tidur jaraknya diatur sesuai dengan standar kesehatan.
Lokasi yang difungsikan sebagai tempat karantina adalah Sasana Krida dan lapangan futsal indoor. Kedua tempat itu diperkirakan mampu menampung 800 orang.
Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono mengaku telah berkomunikasi dengan kepolisian dan TNI untuk meminjam velbed atau tempat tidur lipat yang difungsikan sebagai tempat tidur sementara.
Hingga, Rabu (6/5) jumlah pemudik yang mengisi lokasi karantina massal di GOR Satria Purwokerto sebanyak 217 pemudik, terdiri dari 164 laki-laki menempati lapangan futsal indoor dan 53 perempuan menempati Gedung Sasana Krida Raga.
“Pak Bupati sudah perintah supaya tempat badminton dibuat untuk karantina perempuan, karena jumlah perempuan lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Jadi ruang futsal indoor dan gedung sasana krida raga untuk karantina laki-laki, sedangkan karantina perempuan akan dijadikan satu di ruang badminton,” katanya menjelaskan.
Selain karantina massal di GOR Satria, desa-desa di Banyumas juga telah menyediakan tempat karantina mandiri. Seperti Desa Margasana, Kecamatan Jatilawang, Desa Sikapat Kecamatan Sumbang dan Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng.
“Ada peraturan Menteri Keuangan, bahwa dana desa desa diperbolehkan untuk penanggulangan Covid-19. Tidak hanya untuk bantuan langsung tunai, tapi dapat digunakan untuk karantina lokal. Sekarang desa-desa sudah beramai-ramai mendirikan karantina lokal,” kata Sadewo. (H60)