PURBALINGGA – Sedikitnya 147 rumah rusak dan 169 kepala keluarga (KK) harus diungsikan. Hal itu dilakukan setelah terjadi pergerakan tanah. Di Dusun Pagersari Desa Tumanggal, Kecamatan Pengadegan, Jumat (4/12) dini hari.
Plt Camat Pengadegan, Paimin menjelaskan indikasi pergerakan tanah mulai terjadi sejak Kamis (3/12) siang sekitar pukul 11.30 WIB. Tanah bergerak semula menimpa rumah Paryudi warga RT 17 RW 5 Dusun Pagersari.
“Semakin sore pergerakan tanah semakin meluas dan parah hingga Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Pergerakan tanah itu terjadi di tiga wilayah RT di dusun itu,” katanya.
Karena kondisinya yang semakin parah, maka warga terpaksa diungsikan ke sejumlah titik. Warga yang diungsikan sebanyak 169 kepala keluarga.
“Untuk menjaga keamanan lokasi rumah, beberapa warga laki-laki melakukan ronda di sekitar rumah mereka,” katanya.
Tempat yang dijadikan pengungsian yakni masjid Al Ikhlas, rumah Turwin dan rumah Muhtar. Jaraknya cukup jauh dari lokasi Dusun Pagersari.
(Baca Juga: Hujan Semalam, Wilayah Kecamatan Kemangkon Banjir)
“Kami terus mengimbau agar masyarakat waspada untuk mengantisipasi pergerakan tanah yang semakin parah,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga Muhammad Umar Faozi mengatakan, guna membantu warga yang berada di pengungsian pihaknya berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya.
Terutama untuk mendirikan dapur umum dan posko kesehatan. Mengenai kerugian material, saat ini pihaknya masih mendata.
“Hujan deras yang turun sejak beberapa hari terakhir memang membawa dampak terjadinya bencana alam,” ujarnya.
Ambles
Ruas jalan menuju Monumen Tempat Lahir (MTL) Jenderal Besar Soedirman di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Purbalingga, juga ambles pada saat yang bersamaan. Ruas jalan itu ambles dari arah Jalan di Desa Tumanggal, Kecamatan Pengadegan.
Camat Rembang Revon Harprindiat mengatakan, amblesnya jalan tersebut diduga karena bencana pergerakan tanah yang terjadi di Dukuh Pagersari, Desa Tumanggal.
“Jalan yang ambles tersebut lumayan panjang sekitar 50 meter. Praktis, kendaraan roda empat tidak bisa melalui. Untuk sepeda motor saja sangat mengkhawatirkan jika melewatinya karena tanahnya labil,” katanya.
Sementara itu hujan deras juga menyebabkan jalan raya Pentul-Gunung Wuled, Kecamatan Rembang tertutup longsor. Jumat (4/12) pagi petugas BPBD Purbalingga langsung menurunkan satu eksavator untuk membersihkan timbunan longsor yang menutup jalan.
(Baca Juga: Waspadai Longsor dan Banjir pada Masa Pancaroba)
“Petugas saat ini masih di lapangan bersama jajaran Pemerintahan Desa (Pemdes) Gunung Wuled untuk membersihkan longsoran yang menutup jalan,” ujar Umar.
Tanah ambles juga terjadi di wilayah RT 10 RW 1 Desa Wlahar, Kecamatan Rembang. Tanah amblas menghubungkan wilayah Dukuh Kulon.
Di Desa Wlahar juga terjadi bencana longsor menimpa rumah Suwadi RT 7 Raw 1, kemudian empat rumah rusak di RT 4 RW 2 dan wilayah RT 3 Raw 4. (ri-4)