BANJARNEGARA – Krisis air bersih di Banjarnegara terus meluar di puncak musim kemarau tahun ini. Hingga kemarin, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara telah menggelontorkan sekitar 2,4 juta liter air ke 25 desa di 10 kecamatan.
Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Arif Rahman mengatakan, pihaknya terus menggelontorkan bantuan air bersih ke berbagai wilayah. Pendistribusian air bersih dilakukan dengan 5 unit truk tangki kapasitas 5.000 liter.
“Dalam sehari pengiriman bisa mencapai 12 rit,” katanya, Kamis (5/9).
Menurutnya, total pengiriman air bersih sejak status siaga kekeringan ditetapkan pada Juli lalu sudah mencapai 2,4 juta liter. Jumlah tersebut didistribusikan ke 25 desa tersebar di 10 kecamatan.
Dikatakan, status siaga darurat kekeringan mulai 1 Juli 2019. Status tersebut berlaku selama 90 hari hingga akhir September 2019. Namun, status tersebut bisa diperpanjang jika sampai akhir September masih terjadi kekeringan.
“Kalau diperlukan, akan kami perpanjang. Karena, jika pun sudah turun hujan, kemungkinan sumber air warga belum terisi air,” tuturnya.
Selama status siaga kekeirngan ini, pihaknya mengoptimalkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) BPBD untuk menerima laporan dan juga permintaan air bersih dari warga. Prosedur permohonan bantuan air bersih harus melalui pemerintah desa dan diajukan kepada BPBD. Selanjutnya, tim akan menjadwalkan pengiriman air bersih.
“Kami tidak mematok sekian tangki, selama ada permintaan air dari warga dalam status siaga kekeringan ini akan kami penuhi,” tandasnya.
Pihaknya juga mengimbau kepada badan usaha dan kelompok masyarakat yang ingin membantu air bersih untuk berkoordinasi dengan BPBD. Tujuannya, agar bantuan air bersih yang dikirimkan bisa tepat sasaran.
“Kami akan mengarahkan, mana wilayah yang perlu dibantu air bersih, jadi tidak tumpang tindih dengan pengiriman dari BPBD,” ujarnya. (K36-37)