BANJARNEGARA – Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Daerah Banjarnegara mengutuk tindakan kekerasan aparat dalam menghadapi demonstran di sejumlah daerah. Mereka juga menuntut agar kepolisian mengusut tuntas tertembaknya kader IMM saat berunjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Koordinator aksi Joko Prasetyo mengatakan, berkaitan aksi mahasiswa dan masyarakat yang terjadi di Jakarta dan beberapa daerah di Indonesia lainnya, pihaknya menyampaikan keprihatinan yang mendalam. Apalagi, sampai timbul korban meninggal dunia dari kalangan mahasiswa dan banyak juga yang mengalami luka dalam menyampaikan aspirasi politik terkait revisi UU KPK, RKUHP, RUU PKS, dan RUU Pertanahan.
“Kepada yang meninggal dunia, kami turut berduka cita semoga khusnul khotimah dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah. Kepada yang luka semoga diberikan kesembuhan,” katanya, dalam pernyataan sikap Aksi Solidaritas AMM Banjarnegara, Senin (30/9).
Menurutnya, meninggalnya peserta unjuk rasa dan banyak korban luka lainnya menunjukkan bahwa penanganan peserta aksi oleh aparat keamanan cenderung represif. Hal ini bertentangan dengan Peraturan Kapolri nomor 8 tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisisan RI dan Peraturan Kapolri Nomor 16 tahun 2006 tentang Pengendalian Massa.
Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, Angkatan Muda Muhammadiyah Banjarnegara mengutuk keras kepada pihak-pihak tang telah menyebabkan terjadinya korban meninggal dunia. Pihaknya juga mendesak Kapolri untuk segera melakukan investigasi secara objektif dan terbuka. Selain itu juga untuk menegakkan hukum kepada yang terbukti bersalah dengan hukuman yang seberat-beratnya.
“Kami meminta Kapolres Banjarnegara untuk meneruskan pernyataan sikap AMM Daerah Banjarnegara ini kepada Kapolri,” tandasnya. (K36-60)