PURBALINGGA – Lebih dari 70 awak mikrobus jurusan Purwokerto-Purbalingga menggelar aksi di kantor Dinas Perhubungan (Dinhub) Kabupaten Purbalingga, Selasa (12/11). Mereka memprotes trayek, penambahan halte dan jam operasional Trans Jateng.
Koordinator sopir mikrobus, Ganteng mengatakan, pihaknya merasa dirugikan dengan penambahan halte dan perubahan jalur Trans Jateng. Hal ini berimbas pada turunnya pendapatan mereka.
“Pertama masalah halte yang selalu bertambah. Kedua, masalah jalur yang tadinya tidak masuk terminal sekarang masuk terminal,” katanya.
Dengan bertambahnya tiga halte Trans Jateng dan masuk terminal Bus Purbalingga, para penumpang yang tadinya menggunakan angkutan mikro, sekarang semua beralih ke halte Trans Jateng. Masuknya BRT ke terminal juga sudah tidak sesuai dengan kesepakatan awal.
“Saat pertama kali diluncurkan, BRT tidak diperbolehkan langsung memasuki Terminal Purbalingga. Namun saat ini, langsung memasuki terminal. Otomatis penumpang langsung naik Trans Jateng,” katanya.
Belum lagi, jam operasional Trans Jateng yang seharusnya hanya beroperasi hingga pukul 17.00 WIB, tetapi saat ini menambah waktunya hingga petang. Hal itu semua berdampak menurunnya setoran para awak AKDP.
“Sejak Trans Jateng melanggar kesepakatan awal, pendapatan kami turun. Biasa sehari kotor Rp 300 ribu, sekarang cuma Rp 200 ribu. Itu masih dipotong solar dan setoran,” keluhnya.
Salah satu perwakilan sopir AKDP dari Koperasi Abdi Luhur Abadi, Gunawan Waluyo mengatakan, bertambahnya halte Trans Jateng semakin mematikan para sopir AKDP.
“Dulu awalnya kan sudah ada batasan jumlah haltenya, ini kok ada penambahan. Semakin banyak halte, AKDP tidak dapat apa-apa, jelas remuk. Harusnya adil, jangan AKDP yang dikorbankan,” katanya.
Dikembalikan
Pihaknya menuntut agar pengoperasian BRT Trans Jateng dikembalikan sesuai aturan awal. Tidak ada penambahan halte, tidak masuk ke Terminal Bus Purbalingga dan jam operasional tidak sampai petang.
Sementara itu Kepala Dinhub Kabupaten Purbalingga Yani Sutrisno Udi Nugroho mengatakan, pihaknya akan menyampaikan tuntutan tersebut kepada Balai Trans Jateng.
“Secara umum, mereka (awak mikrobus) tidak masalah dengan Trans Jateng, tapi mereka minta diperhatikan agar mereka dapat penumpang. Aspirasi mereka kami tampung, kami disampaikan ke provinsi,” katanya. (H82-37)