PURBALINGGA – Kompleks Balai Desa Tanalum, Kecamatan Rembang dan bangunan sekolah di sekitarnya terancam longsor. Pasalnya di lokasi tersebut terjadi rekahan tanah dengan panjang mencapai lebih 60 meter dan membentuk tapal kuda.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Muhammad Umar Faozi, Selasa (26/11) menjelaskan, rekahan tersebut kali pertama terjadi sekitar sebulan lalu. Awalnya rekahan hanya selebar sekitar 10 centimeter dengan kedalaman sekitar 15 centimeter.
“Namun dalam beberapa hari terakhir, rekahan semakin melebar dan dalam. Sekarang lebarnya antara 15 sampai 30 centimeter dengan kedalaman sampai 40 centimeter. Rekahan dari balai desa hingga ke lapangan,” katanya.
Adapun di area tersebut terdapat sejumlah bangunan meliputi kompleks balai desa, SD 1 Tanalum sekaligus SMP N 6 Rembang dan PAUD.
Pasalnya, kemungkinan terburuk, tanah di dalam area rekah akan amblas. Padahal di sisi bawah dekat balai desa berupa tebing curam dengan kedalaman sampai 30 meter dan di sebelah lapangan tebing curam kedalamannya mencapai 50 meter.
Penanganan
Sebenarnya, pemerintah sudah melakukan penanganan berupa menutup rekahan dengan semen dan pasir. Tujuan agar air hujan tidak masuk ke rekahan itu. Meskipun rekahan sudah ditutup, namun hingga beberapa hari terakhir, masih terjadi pergerakan tanah.
Pada Senin (25/11), BPBD Kabupaten Purbalingga bersama Tim Mitigasi Bencana dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto didampingi Pemdes, Kecamatan dan Koramil Rembang sudah melakukan mitigasi bencana di lokasi tersebut.
Adapun hasil analisisnya, jenis tanah dan bebatuan di bagian permukaan atau <I>top soil<P> di lokasi tersebut bersifat labil. Sementara di bawahnya berjenis tanah lempung. Sehingga, kemungkinan air masuk ke tanah lebih mudah. Air yang sampai ke titik tanah lempung, akan mengalir.
“Ini terbukti, di daerah situ ada beberapa mata air. Ketika hujan turun, kami cek, ada mata air tiga sampai empat di bawah lapisan top soil itu. Kondisi inilah membuat tanah bagian atas mudah bergerak,” imbuh Umar.
Dengan kondisi demikian, harus ada penanganan secepatnya. Meskipun rekahan sudah lebar, harus tetap ditutup. Hal itu untuk memperlambat air masuk ke dalam rekahan. Sebab dalam beberapa waktu ke depan, hujan kemungkinan besar akan turun dengan intensitas cukup tinggi.
Hujan
Kemudian, bila hujan turun lebih dari tiga jam secara terus-menerus, kegiatan belajar siswa di sekolah dan kegiatan di balai desa harus dihentikan. Mereka harus pindah dulu.
“Kemarin dari pihak pemerintah desa sudah menyiapkan lokasi untuk belajar sementara,” katanya.
Lebih lanjut, ketika suatu saat terjadi pergerakan tanah yang tidak positif, pemkab akan turun ke lokasi tersebut bersama tim geologi untuk melakukan uji laboratorium. Mereka akan melakukan penelitian secara detail untuk bisa memprediksi dan menentukan langkah-langkah tepat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. (H82-60)