PURBALINGGA- Para siswa SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari mengikuti ujian akhir semester berbasis android. Para siswa tidak lagi menghadapi kertas melainkan menghadap gawai masing-masing.
Kepala SMA Muakhor Abdu Salam mengatakan, ujian memakai android ini diikuti para siswa kelas 10,11,12 baru semester ini diterapkan. Sebelumnya siswa sudah mengikuti simulasi beberapa kali.
“Penggunaan android untuk mengerjakan soal ujian akhir semester ini sangat menghemat biaya. Biasanya kami menghabiskan biaya penggandaan kertas soal ujian Rp 8 juta-Rp 10 juta,” katanya.
Sementara untuk pengadaan sarana prasarana pendukung ujian berbasis android ini diakui hanya mahal di depan. Tetapi setelah itu sekolah tinggal memakai dan memelihara sarana prasarana tersebut.
Dengan ujian berbasis android ini menuntut para guru juga bisa teknologi. Sebab selain membuat soal, mereka juga dituntut untuk bisa mengunggah soal-soal itu dan memasang password di setiap mata ujian.
“Password baru diberikan kepada siswa saat mereka mau mengerjakan soal. Tanpa password itu siswa tidak akan bisa mengakses soal-soal,” jelasnya.
Berkompetisi
Dia menuturkan, dengan android itu siswa bisa langsung mengetahui nilainya setelah memencet tombol selesai di gawainya. Nilai seluruh siswa juga dipajang agar mereka bisa saling berkompetisi.
Dari 300-an siswa itu, lanjut Muakhor, pada mulanya cukup banyak siswa yang tidak memiliki gawai. Dengan pendekatan personal, jumlah itu kemudian berkurang.
“Kami pendekatan dengan siswa dan orang tuanya. Gawai bisa pinjam ke saudara hanya untuk selama ujian. Sedangkan yang betul-betul tidak bisa mengusahakan android maka dia mengikuti ujian di lab komputer,” katanya.
Muakhor menambahkan, ujian berbasis android ini bertujuan agar siswa dan guru siap menghadapi revolusi industri 4.0. Siswa diarahkan untuk menggunakan gawai dengan bijak dan untuk hal-hal yang positif.(F10-60)