KEMANGKON – Festival Congot di Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon kembali digelar, Kamis-Sabtu (26-28/9). Festival ini merupakan ikhtiar untuk melestarikan budaya dan mengenalkannya pada generasi muda.
Kades Kedungbenda, Purwono mengatakan, desanya memiliki tagline sebagai desa yang berbudaya. Oleh karena itu masyarakat harus merasa memiliki dan melestarikan budaya lokal yang yang diwujudkan dalam bentuk Festival Congot.
Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi melarung hasil bumi ke Sungai Klawing sebagai puncak acara, Sabtu (28/9). Dua gunungan dilarung sebagai ungkapan syukur kepada tuhan atas rezeki yang dilimpahkan.
“Daerah kita dialiri Sungai Klawing dan Serayu dengan pertemuannya di Congot sini. Potensi sungai ini memiliki manfaat bagi warga masyarakat sebagai anugerah yang luar biasa. Kita wajib bersyukur,” katanya.
Festival Congot juga untuk mengangkat pariwisata yang ada di Purbalingga, khususnya yang ada di desa Kedungbenda. Tiwi berharap, Festival Congot ke depan tidak hanya menjadi event lokal, namun harus menjadi event regional bahkan event nasional.
Kegiatan rangkaian Festival Congot dimulai Kamis (26/9) dengan acara syukuran Sura dan resik luhur di lokasi situs Lingga Yoni dan di situs panembahan Dipokusumo, pawai obor, resik luhur tempuran Congot, kidungan dan tari dames.
Pada Jumat (27/9), diadakan Senandung Klawing yang diisi band Nomi dan Kamuajo. Pada Sabtu (28/9) digelar gerebek Suran, kontes njala, parade budaya, pameran produk UMKM dan ditutup wayang kulit semalam suntuk dalang Kukuh Bayu Aji. (H82-60)