PURWOKERTO – Film berjudul Makmum Dua diproduksi Blue Water Films dan Dee Company. Sedangkan sutradaranya Guntur Soeharjanto. Jalan cerita dari film karya sutradara Guntur Soeharjanto ini lebih fokus membahas kehidupan Rini yang kembali diperankan Titi Kamal.
Selain Titi Kamal, sejumlah pemain lain yang membintangi film ini, antara lain Samuel Rizal, Marcella Zalianty, Encek Bagus, Dea Panendra, Otig Pakis, Pritt Timothy dan lain-lain.
Film ini mendapatkan antusias dari para pecinta film horor. Tayang perdana pada 30 Desember 2021 lalu di bioskop Indonesia, serta ditayangkan di bioskop Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam pada 13 Januari 2022 lalu. Film ini mampu menembus 1.508.994 penonton pada 22 Januari 2022 lalu. Berikut sinopsisnya.
Ketika Rini baru menggelar sajadah untuk melaksanakan salat, ternyata ada panggilan telepon masuk dari Alif dan ia mendapatkan kabar Bude Yanti (Ibunya Rini) meninggal.
Setelah itu, ia melaksanakan salat dan diiringi oleh lampu kamarnya yang padam dan nyala.
Rini pun berangkat ke rumah ibunya menggunakan bus, lalu berhenti di pinggir jalan dan jalan kaki melewati jembatan setapak dari bambu. Setelah itu, ia mengojek bersama anaknya.
Di sisi lain, di desa yang Rini tempati, ada sosialisasi tentang pembangkit listrik, elektronik dan lainnya. Namun masyarakat di desa tersebut tetap kekeuh untuk menolak, karena menurut Ustadz di desa tersebut hal itu malah mendekatkan diri kepada yang maha kuasa.
Mengenai proses penguburan Bude Yanti, warga desa menggibahi tentang penyebab meninggalnya, karena terjadi di Hutan Larangan dan menurut penuturan para warga, hal itu ada hubungannya dengan Nyi Lawe yang berada di Hutan Larangan.
Di malam hari, terlihat jelas raut kesedihan Hafiz yang memandangi foto bapaknya yang telah meninggal. Lalu Ibunya pun mengatakan, kalau ia pun kangen.
Memasuki waktu salat, Rini pun melaksanakannya, ia mendengar suara tangisan dan juga orang yang menjadi makmum. Salat selesai, namun suara itu semakin jelas memanggil nama “Rini”.
Lalu ia melihat sekelilingnya dan munculah sosok seram yang memakai mukenah yang menakut-nakutinya. Ia memasukki kamar yang ditempati anaknya dan memadamkan lentera.
Ketika Rini telah meninggalkan kamar tersebut, lentera tadi menyala dan suara-suara serempun terdengar dan membangunkan tidur anaknya. Hafiz penasaran dengan suara tersebut, ia pun menengok ke bawah kasur dan terlihatlah hantu yang mengagetkan.
Di pagi hari, Rini menimba air dari sumur, ia dikagetkan oleh sosok seram dalam ember. Ia bergegas meninggalkan sumur tadi. Ia menghampiri temannya yang sedang membuat gula aren. Sedangkan anak Rini asik main dengan temannya di pekarangan dekat pemukiman warga.
Pak Ustadz melihat perkembangan pembangunan masjid, namun yang terjadi malah ada beberapa bagian bangunan masjid yang rusak.
Dia pun menjelaskan kepada jamaah salat untuk membantu proses pembangunan masjid itu. Ketika yang lain melakukan zikir, anak Rini melihat temannya yang berada di depan Masjid yang melambai-lambaikan tangannya sebagai isyarat untuk datang kepadanya. Ia pun mengikuti temannya dan memasuki Hutan Larangan.
Lentera yang tiba-tiba padam, membuatnya ketakutan dan ia keluar dari hutan tersebut lalu ia pingsan. Setelah itu para warga berbondong-bondong berusaha menyadarkan. Ia sadar ketika ibunya datang.
Hafiz dan teman-temannya melakukan permainan petak umpet. Ia mencari temannya, ia lalu mengikuti teman yang memasuki Hutan Larangan itu lagi. Alif datang dan Ririn menanyakan tentang salah satu teman Hafiz yang pincang, jawaban Alif pun tidak ada.
Ririn khawatir, ia memasukki Hutan Larangan dengan tergesa-gesa diikuti dengan warga lain. Suara yang memanggil nama “Rini” pun muncul kembali. Ia menemukan Hafiz dan 2 temannya dalam keadaan berbaring dan dikeliling bunga berwarna putih.
Ririn terperosok ke dalam lubang yang disekitarnya pun ada bunga. Anak-anak tadi dibawa pulang dan dido’akan oleh Ustadz, mereka kerasukan dan berteriak ketika mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Namun Hafiz dibawa pulang ibunya ke rumah.
Baca Juga : Boy William Kena Covid-19 Lagi, Titi Kamal: Get Well Soon Boy
Rini menyuapi makan dan minum kepada Hafiz dalam kondisi belum sadar. Ia melaksanakan salat, lentera padam. Hafiz merengek dan tangannya menunjuk-nunjuk sosok yang berada di belakang Rini.
Salat selesai dilaksanakan, suara ketikan itu pun muncul hingga menyebabkan Rini beranjak dari kamarnya. Ketika ia kembali ke kamar, Hafiz telah tiada. Rini mencari ke sekeliling rumahnya, lalu menemukan Hafiz di dalam sumur.
Ia mencoba menyelamatkan anaknya dengan menggunakan katrol pada sumur tersebut, ketika terangkat, Hafiz tidak ada. Ternyata Hafiz sudah keluar dari sumur dan lalu ia pingsan. Setelah itu Rini ke rumah ibu dari teman anaknya mengenai anak pincang, namun mereka tidak ada yang percaya.
Di dalam tidurnya, Rini memimpikan Hafiz yang memanjat pohon yang berada di Hutan Larangan dan di disemangati para warga. Lalu ada tanda lebam di kaki anaknya. Afdal temannya Hafiz sudah sadar. Lalu ada salah satu warga yang menjadi kuli bangunan kecelakaan tepat di pohon yang dilarang itu.
Hantu makmum semakin menjadi. Ia selalu mengikuti Rini, apalagi ketika melaksanakan salat. Tiba-tiba ia muncul dan membuat Rini kaget dan berteriak. Hafiz sadar dan melarikan diri ke Hutan Larangan, lalu hantu itu muncul dengan penampakannya yang seram.
Penebangan pohon pun dilakukan, Rini menentangnya dan anehnya Hafiz tiba-tiba sembuh.
Muka Rini seperti bukan dirinya. Ia kemasukkan setan Hutan Larangan itu. Rini menjadi 2. Maksudnya satu adalah jelmaan hantu larangan dan satunya lagi Rini.
Rini satunya berada di hutan dan anaknya bersama kuli bangunan dan berubah menjadi wujud aslinya, yaitu hantu. Terjadilah di mana kuli tadi dicakar dan didorong hingga terjatuh ke jurang dan meninggal.
Sedangkan Rini yang satunya berada di rumahnya yang mengikuti pengajian 7 harian ibunya, ia kerasukan dan berlari ke Hutan Larangan tadi. Pak Ustadz dan para warga menyadarkan Rini, namun ia tidak sadar-sadar malah semakin menjadi.
Bahkan ia mencekik anaknya. Lalu Alif dan kakeknya menanam pohon untuk menggantikan pohon itu dan mengatakan “ini aku mengembalikan rumahmu, dan jangan ganggu kami lagi”.
Hantu itu pun terbakar lalu menghilang. Warga desa kembali tenteram dan damai. Rini kembali ke rumahnya lagi.(mg01-7)