BANJARNEGARA – Karya tulis ilmiah menjadi salah satu syarat dalam kenaikan pangkat guru. Sayangnya hal tersebut dianggap sebagai beban bagi sebagian guru.
Demikian disampaikan Ketua PGRI Banjarnegara Noor Tamami saat pembukaan pelatihan Diklat Menulis dengan peserta berjumlah 160 guru dari berbagai daerah. “Sebagian guru masih merasa terbebani dengan kewajiban membuat karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat unuk kenaikan pangkat,” katanya.
Menurutnya, hal tersebut bisa jadi dikarenakan ketidakpahaman guru terhadap media. Karena itu, informasi tentang media harus dibuka seluas-luasnya bagi guru untuk menulis. Selain itu, guru harus memotivasi diri untuk menulis karena sudah menjadi bagian dari kewajibannya sebagai guru.
Pendapat yang sama disampaikan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Jawa Tengah, Dwi Yuliati Mulyaningsih. Menurutnya, selama ini menulis karya tulis ilmiah masih menjadikan momok bagi sebagian guru. Dia menilai perlu ada upaya untuk membudayakan menulis di kalangan guru.
“Misalnya melalui lomba menulis sebagai media publikasi karya guru,” jelasnya.
Ditambahkan, guru yang sukses itu memiliki ciri yang berbeda dari orang lain, mau terus belajar dengan semangat untuk mewujudkan impian menjadi nyata.
Kepala SMAN 1 Banjarnegara Sudarto mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya kegiatan diklat menulis sebagai motivasi guru untuk terus berkarya.
Diklat menulis ini merupakan kali kedua diadakan di SMAN 1 Banjarnegara. Diharapkan semua guru yang mengikuti pelatihan termotivasi untuk menulis dan membuat karya yang nanti bisa didokumentasikan di sekolah sebagai pendukung gerakan literasi sekolah dan memberi teladan bagi peserta didiknya. (K36-52)