PURWOKERTO – Kerjasama yang Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas terkait penggalian arsip dan catatan sejarah masih bersifat insidental. Hal tersebut telah dilakukan sewaktu proses penetapan Tugu Pembangunan sebagai cagar budaya.
Kepala Seksi Sejarah, Purbakala dan Permuseuman Dinporabudpar Banyumas, Carlan menjelaskan, selama ini pihaknya baru bekerjasama dengan Balai Pelestari Cagar Budaya, Balai Arkeologi, Perpustakaan Nasional dan Museum Arsip Nasional. Kerjasama itu dilakukan karena kondisi yang mendesak.
“Kalau lebih jauh sampai ada nota kesepahaman dengan lembaga maupun perguruan tinggi memang belum dilakukan. Sejauh ini hanya untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak kami berkirim surat ke lembaga tersebut untuk melakukan penggalian data,” ujarnya, Kamis (21/11).
Menurut Carlan, beberapa arsip yang tengah digali yaitu catatan tentang situs di wilayah lereng Gunung Slamet serta beberapa peninggalan sejarah dan arsitektur yang dibangun pada masa kolonial Belanda. Contohnya Rumah Dinas Bupati di Purwokerto yang belum ditemukan catatannya hingga saat ini.
Dia menuturkan, setelah menyambangi Museum Arsip Nasional dan Perpusnas, pihaknya mendapat tawaran kerjasama untuk menggelar pameran tentang sejarah Banyumas. Akan tetapi, kegiatan tersebut masih belum terealisasikan.
“Itu juga butuh proses karena nanti kepanitiannya melibatkan kementerian dan pengelola kedua lembaga tersebut. Koordinasinya itu yang cukup lama,” katanya.
Pegiat Banjoemas History and Heritage Community (BHHC), Jatmiko Wicaksono mengatakan, TACB maupun Dinporabudpar Banyumas sejatinya harus membangun jejaring antar lembaga yang bergerak di pemeliharaan maupun penelitian cagar budaya. Mereka bisa menjalin kerjasama dengan Perpustakaan Nasional bahkan sampai museum di luar negeri bila dibutuhkan.
“Semakin luas jaringan pelestari maka mereka bisa lebih mudah untuk mencari catatan maupun arsip tentang peninggalan sejarah di Banyumas,” katanya.
Anggota TACB Banyumas, Arief Rahman mengatakan, pihaknya hanya bertugas untuk melakukan kajian. Untuk kerjasama antar lembaga, hal tersebut menjadi domain Dinporabudpar Banyumas.
“Kerjasama dengan antar lembaga secara kelembagaan itu dinas yang membidangi. Bukan TACB. Kita saja kekurangan tenaga, jadi TACB yang turun ke lapangan,” ujarnya. (K35-60)