PURWOKERTO-Masyarakat di Kabupaten Banyumas, saat ini terus didorong agar memanfaatkan lahan pekarangan. Langkah ini sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan.
Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, M Hasyim Al Asngari mengatakan, saat ini upaya pemberdayaan keluarga dan lingkungan dalam merealisasikan ketahanan pangan terus dilakukan.
Sebagai bentuk dukungan, pemerintah telah mengalokasikan bantuan stimulan yang diperuntukkan bagi kelompok masyarakat, baik itu kelompok wanita tani, kelompok kepemudaan, dasawisma maupun PKK di tingkat desa.
(Baca Juga : Lahan Pekarangan Dioptimalkan Untuk Ketahanan Pangan )
Tahun ini total ada sebanyak 38 kelompok yang menerima bantuan stimulan untuk pemanfaatan lahan di pekarangan. ”Awal tahun ada sebanyak 10 kelompok yang menerima bantuan stimulan dalam bentu bibit, benih, dan pupuk,” jelas dia.
Kemudian saat berlangsung pandemi Covid-19 ini, ada sebanyak 13 kelompok yang menerima bantuan stimulan. Selain itu, dari APBD Provinsi juga ada alokasi bantuan stimulan yang diperuntukkan bagi 5 kelompok dan dalam APBD Perubahan juga ada 10 kelompok.
”Jadi arahnya untuk pemanfaatan lahan pekarangan,” jelas dia.
Kendati demikian, lanjut dia, bila kelompok masyarakat tersebut tidak memiliki lahan di sekitar pekarangan, mereka dapat memanfaatkan lingkungan rumah. Misalnya dengan menggunakan polibag. Dalam memanfaatkan lahan di sekitar rumah, kata Hasyim, kelompok masyarakat ini lebih banyak mengembangkan tanaman sayuran.
”Karena lebih cepat panen dan tingkat konsumsinya cukup tinggi, seperti kangkung, terong, cabai,tomat dan lain-lain,” tandasnya
Kelompok Wanita Tani Pokcoy Utami, Desa Karanglewas Kidul, Kecamatan Karanglewas menjadi salah satu contoh kelompok wanita tani yang saat ini eksis memanfaatkan pekarangan rumah sebagai bahan pangan. Mereka juga secara kolektif mengadakan pembuatan bibit sayur, pupuk hingga menanam anggrek secara kolektif untuk kegiatan mereka.
(Baca Juga : KWT Pokcoy Utami Mulai Produksi Saus)
Selain menanam sayur di pekarangan, mereka juga mengelola kebon bersama di lahan milik desa. Dari hasil tanam sayur berupa cabai dan tomat, mereka juga sudah mulai memproduksi saus cabai dan saus tomat. Dengan produksi yang masih terbatas tersebut, produksi saus tersebut sudah mendapatkan banyak pesanan dari pasar. (bs-)